Cerdas Mengelola Keuangan Rumah Tangga
Menjadi istri sekaligus ibu dalam rumah tangga berarti menjadi manager keuangan keluarga yang harus mampu mengatur pemasukan dan pengeluaran dana untuk seluruh anggota keluarga. Tak jarang, hal ini menimbulkan kepenatan tersendiri bagi sebagian perempuan jika tidak menerapkan perencanaan yang matang. Jika itu terjadi, pepatah besar pasak daripada tiang atau membengkaknya pengeluaran yang tidak sepadan dengan pemasukan keluarga bisa menjadi momok menakutkan. Untuk menghindari hal itu, diperlukan cara cerdas mengelola keuangan rumah tangga.
Menjawab tantangan tersebut, financial planning atau perencanaan keuangan menjadi sebuah kebutuhan bagi ibu rumah tangga. Perencanaan keungan adalah proses merencanakan tujuan-tujuan jangka pendek maupun jangka panjang (Senduk, 2001). Nah, secara sederhana, beberapa langkah di bawah ini bisa membantu perempuan khususnya ibu rumah tangga untuk menjadi financial planner handal dalam keluarga :
1. Buku Keuangan Keluarga
Mencatat pemasukan dan pengeluaran rutin maupun tak terduga dalam rumah tangga melalui buku khusus bisa menjadi cara ampuh untuk menjaga keuangan tetap balance dan terukur. Pembukuan yang rapi selain memudahkan kontrol terhadap keuangan keluarga juga bisa menjadi bentuk transparansi keuangan antara suami dan istri. Dengan cara ini, dijamin tidak ada salah paham atau miscomunication tentang keuangan yang bisa menyulut prasangka kurang baik. Duh, pastinya tidak ada yang ingin hal itu sampai terjadi apalagi jika berkembang menjadi konflik. Dimulai dari Buku Keuangan Keluarga, semua arus pemasukan dan pengeluaran bisa terlacak jelas dan mendisiplinkan peran ibu sebagai manager keuangan yang teliti. Hati tenang, uang pun aman.
2. Amplop Pos Keuangan
Ada banyak cara untuk membuat keuangan keluarga tetap terkontrol dengan baik dan tidak habis untuk pos-pos keuangan yang sebenarnya tidak terlalu penting atau diluar skala prioritas keuangan keluarga namun harus terbayar karena mengikuti tren semata. Selain Buku Keuangan Keluarga, istri atau ibu bisa pula memanfaatkan sarana Amplop Pos Keuangan.
Dinamakan Amplop Pos Keuangan karena setiap ada pemasukan dana keluarga yang harus dikelola, maka harus seketika dibagi ke dalam amplop-amplop khusus yang telah ditandai sesuai peruntukannya seperti Amplop untuk kebutuhan primer, tabungan, rekreasi, dana tak terduga, dan sebagainya tergantung kebutuhan.
Kunci keberhasilan cara ini adalah kedisiplinan untuk tidak membuka atau menggunakan uang dalam amplop tersebut selain untuk pos keuangan yang telah tertera. Jika metode ini diterapkan dengan cermat dan disiplin, maka seluruh pos keuangan akan berjalan sesuai skala prioritas dan kebutuhan.
3. Promo Hunter
Selesai dengan beragam perencanaan keuangan sederhana namun manjur tersebut diatas, beragam trik untuk meminimalkan pengeluaran keluarga juga bisa diterapkan. Salah satunya adalah dengan mencari periode promo di berbagai pusat perbelanjaan maupun toko online yang kerap memberi penawaran menarik.
Jangan ragu untuk membandingkan harga dari satu tempat perbelanjaan dengan tempat yang lain untuk mendapatkan penawaran terbaik. Manfaatkan pula fitur-fitur yang menguntungkan seperti promo gratis ongkos kirim, gratis produk lain setelah membeli produk sponsor, dan sebagainya yang sering digelar oleh berbagai pusat perbelanjaan baik secara online maupun offline.
Karena belanja merupakan salah satu pos anggaran terbesar, maka jika bisa berhemat di pos keuangan yang satu ini berarti bisa menambah alokasi dana tak terduga atau bahkan dana untuk rekreasi bersama keluarga. Asyik!
4. Perhatikan Timing
Salah satu ‘musuh’ dalam perencanaan keuangan keluarga adalah keinginan untuk memiliki sebuah barang ataupun mengunjungi tempat-tempat tertentu diluar rencana yang datang secara tiba-tiba dan merusak seluruh perencanaan yang telah dibuat. Untuk mengatasinya, buatlah timing khusus untuk hal-hal yang bersifat rekreatif ataupun pembelian barang yang bersifat gaya hidup. Tidak perlu tergoda dengan postingan teman di media sosial ataupun promosi yang gencar diberikan oleh beragam tempat wisata maupun belanja jika memang belum memasuki saat yang tepat untuk memilikinya.
Misalnya saja Anda berencana akan membeli sebuah kendaraan baru setelah menabung selama 5 bulan, ketika di bulan ke-3 teman Anda sudah membeli kendaraan baru dan membuat Anda pun tergoda untuk segera memiliki, ingatlah komitmen awal yang telah dibuat sejak bulan pertama Anda memutuskan membuat pos anggaran tabungan untuk membeli kendaraan baru. Berpegang pada komitmen timing yang tepat untuk membeli sesuatu bisa menyelamatkan neraca keuangan keluarga agar tetap on track.(wf)
Leave a Reply