Blogger Pun Harus Tahu Mengatur Keuangan
“Aduh, bagaimana ini? Belum akhir bulan tetapi rekening sudah menipis. Padahal baru saja menerima transferan dari job review seminggu yang lalu.”
Adakah yang pernah mengalami situasi di atas? Atau mungkin lebih parah dari situasi tersebut? Kalau saya ditanya, maka jawabannya adalah pernah dan berharap tidak lagi menghadapi kondisi serupa. Begitulah memang kemungkinan yang akan dihadapi ketika menjalani sebuah pekerjaan yang tidak memiliki pendapatan tetap. Blogger salah satunya, profesi yang akhir-akhir ini semakin banyak diminati oleh kaum wanita, khususnya yang tidak bekerja di luar rumah.
Dengan fenomena seperti di atas, sudah jelas terlihat bahwa meskipun bukan pekerjaan dengan pendapatan tetap, pola mengatur keuangan pun menjadi sesuatu yang mutlak dipelajari oleh setiap orang. Seseorang dengan berpendapatan tetap saja masih membutuhkan bimbingan dalam mengelola keuangan, apalagi sebaliknya.
Berikut beberapa alasan mengapa Blogger harus tahu mengatur keuangan:
1. Job Review Tak Selamanya Ramai;
Menjalankan pekerjaan sebagai penulis di blog, blogger memang akan seringkali diminta melakukan job review. Job ini merupakan ulasan seorang blogger akan sebuah produk dan ditulis di blog dengan gaya bahasa yang disesuaikan dengan karakter blogger itu sendiri. Nominalnya pun beragam. Tergantung rate card masing-masing. Hanya saja, penawaran seperti ini sifatnya tidak tetap bahkan ada yang hanya menerima 3-5 kali perbulan. Bayarannya pun disesuaikan dengan jumlah traffic blog akan tulisan yang ditayangkan tersebut. Nah, dengan kondisi seperti ini, sangat perlu perencanaan yang matang ketika melakukan proses penyimpanan hasil atau Karena sifatnya tidak tetap, sebaiknya pola membelanjakan uang yang dimiliki pun sebaiknya diatur.
2. Pengeluaran Tiap Bulan/Tahun yang Pasti untuk Domain/Hosting;
Salah satu alasan mengapa blogger harus mengatur keuangan juga adalah adanya kebutuhan yang wajib dikeluarkan demi keberlangsungan blog yang dimiliki. Domain dan hosting yang dipakai (khususnya yang sudah berdomain TLD dan self hosted), akan meminta pembaharuan setiap mendekati jatuh tempo. Mau nggak mau, blogger harus sudah menyiapkan sejumlah dana pada kondisi tersebut. Jadi, menyiapkan dana tahunan atau bulanan (tergantung sistem pembelian) harus selalu ada. Karena jika tidak, maka blog sudah tidak bisa digunakan sampai kemudian sang blogger Itupun memiliki rentang waktu tersendiri.
3. Persaingan Semakin Ketat;
Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya bahwa blogger saat ini merupakan profesi yang semakin digandrungi. Betapa tidak, hanya menulis di blog, seseorang bisa mendapatkan penghasilan. Secara otomatis, tingkat nominal penawaran yang diberikan kepada blogger mau tidak mau ada yang mengalami penurunan dengan harapan banyak blogger yang menuliskan sesuatu (barang/jasa) yang ditawarkan tersebut. Jika tidak pandai mengatur keuangan, maka tabungan dari pekerjaan sebagai blogger pun akan mengalami “guncangan”.
4. Bantu Keuangan Keluarga;
Kalau alasan ini tepatnya adalah alasan yang muncul karena pengalaman pribadi saya. Suami yang tidak bekerja pada instansi pemerintah dan gaji tetap, mau nggak mau juga memerlukan bantuan dari tangan pintar istri dalam mengelola keuangan. Dengan menjalankan profesi sebagai blogger, saya bisa membantu keuangan keluarga. Istilahnya sebagai dana jaga-jaga untuk keperluan insidentil yang bisa saja dihadapi kapan pun. Jika pandai mengelola uang, kesulitan keuangan dalam keluarga yang seringkali dihadapi (apalagi sudah memiliki anak) tidak lagi menjadi mimpi buruk.
5. Tambahan Aktivitas dan Kreativitas;
Proses mengelola keuangan tidak harus dilakukan oleh seorang yang profesional. Blogger pun bisa karena sejatinya dia yang mengetahui jumlah uang yang masuk ke rekeningnya untuk selanjutnya diatur. Kegiatan seperti mengelola keuangan ini menjadi tambahan aktivitas dan kreativitas. Bahkan bisa menjadi bahan postingan di blog agar seluruh jagad maya memahami bahwa blogger pun harus pandai mengelola uang.
So, jika kamu beralih menjadi blogger, tetap atur keuangan dan jangan sampai jerih payah menulis kamu hilang menguap tanpa menyisakan manfaat. (rhm)
Leave a Reply