Konsumsi Gula Berlebih pada Anak Memicu Obesitas?
Si kecil doyan banget minum sirup, makan permen atau makan kue-kue manis. Nah, masalahnya, berapa banyak asupan gula yang aman bagi anakmu? Yuk, cari tahu di sini jawabannya!
Siapa yang tidak mengenal gula? Gula merupakan sukrosa, sebuah molekul yang terdiri dari 12 atom karbon, 22 atom hidrogen, dan 11 atom oksigen. Bahan pemanis ini pasti selalu ada di dapur maupun meja makan setiap rumah. Boleh dibilang sebagian besar masyarakat Indonesia sangat menyukai makanan maupun minuman serba manis, terutama kalangan anak-anak dan remaja.
Hampir seluruh produk makanan, baik yang instan ataupun fresh menggunakan tambahan gula sebagai komposisi pelengkap. Gula sangat penting bagi tubuh karena memiliki beberapa manfaat seperti, membangkitkan tenaga atau sebagai energi, menyeimbangkan kelembapan kulit, penyeimbang mood, dan sebagainya. Namun, pembahasan utama mengenai gula bukan terletak pada gula itu sendiri, melainkan jumlah penggunaan atau takaran yang dilarutkan dalam makanan terkadang jauh dari aturan dan rekomendasi, sehingga berimbas terhadap gangguan kesehatan.
Pada anak-anak, masalah kesehatan dipengaruhi oleh besarnya tingkat konsumi makanan manis. Memakan makanan manis yang mengandung gula berlebih sama dengan mengonsumsi banyak kalori. Lalu kalori itu akan disimpan tubuh sebagai lemak bila kita tidak terlalu banyak menggerakkan tubuh.
Menurut beberapa studi, anak-anak yang mengonsumsi makanan manis secara berlebihan bisa mengalami kegemukan, bahkan obesitas. Ini terjadi lantaran makanan manis cenderung meningkatkan kepuasan yang berlebih (kecanduan) sehingga mereka sulit menerima makanan lain yang hanya sedikit atau bahkan tidak mengandung gula sama sekali.
Di samping itu, makanan tinggi gula juga memiliki sedikit vitamin dan mineral, keduanya mengganti nutrisi makanan anak yang seharusnya digunakan untuk masa pertumbuhan serta perkembangan mereka. Di era digital saat ini, konsumi gula berlebih pada makanan sudah menjadi kebiasaan buruk yang lekat dengan masyarakat pada umumnya. Sebagai bukti dapat dilihat dari permintaan industri makanan dan minuman terhadap gula yang mencapai angka 50-100 ton tiap bulannya.
Beberapa makanan yang tinggi gula misalnya, biskuit, minuman berwarna, sereal, saus pasta, aneka kue & roti, cokelat, jus buah berkemasan, dan sejenisnya. Para produsen olahan makanan instan mungkin tidak terlalu pusing mempersoalkan penggunaan gula ke dalam makanan yang mereka produksi karena orientasi usaha murni ke arah bisnis.
Tetapi kita sebagai ibu yang memegang kendali kesehatan keluarga wajib waspada terhadap seluruh makanan tinggi gula yang masuk ke dalam mulut anak-anak. Mereka adalah generasi penerus bangsa, maka wajib dijaga kesehatan jasmani maupun rohaninya. Nah, inilah jumlah asupan gula yang direkomendasikan aman bagi kesehatan anak:
- Pada usia 4-6 tahun, maksimal penggunaan gula dalam sehari adalah 19 gram atau setara dengan 5 sendok teh.
- Pada usia 7-10 tahun, maksimal penggunaan gula dalam sehari adalah 24 gram atau setara dengan 6 sendok teh.
- Pada usia mulai dari 11 tahun, maksimal penggunaan gula dalam sehari adalah 30 gram atau 7 sendok teh.
Dari rekomendasi di atas, kita dapat menakar kebutuhan asupan gula sesuai dengan keperluan tubuh berdasarkan usia. Maka, kita sebagai orangtua dapat melakukan beberapa hal berikut agar si kecil tidak kecanduan dengan makanan manis:
- Sedari kecil biasakan perkenalkan makanan sehat seperti buah-buahan dan sayuran
- Anak-anak cenderung mengikuti segala tindakan yang dilakukan orangtuanya, maka jika ibu atau ayah mereka sudah menerapkan gaya hidup sehat termasuk memerhatikan makanan yang dikonsumsi sehari-hari, secara tidak langsung anak-anak juga akan mengikutinya.
- Lakukan berbagai inovasi olahan makanan agar anak tetap nafsu makan meski dengan makanan yang rendah gula. Misalnya, buatlah jus buah bercita rasa manis dengan cara mengombinasikan beberapa jenis buah-buahan asam dan manis seperti strawberry, nanas, apel, pisang atau mangga.
- Mengganti konsumsi gula pasir biasa (gula tebu) dengan gula jagung yang lebih sehat tetapi tetap manis.
- Menyiapkan bekal makanan ke sekolah untuk si kecil agar tidak terlalu sering jajan sembarangan
- Ajak si buah hati mengenal makanan dan minuman sehat melalui aktivitas memasak bersama di rumah agar membuka wawasan akan pentingnya menjaga kesehatan mereka.
- Jangan lupa menggali informasi makanan yang beredar di pasaran melalui internet untuk memastikan baik atau tidaknya jika dikonsumsi oleh keluarga.
(Anisa Kautsar Juniardi)
Leave a Reply