Yayasan Putik Indonesia Berkarya; Peduli terhadap Peran Perempuan dan Generasi Penerus
Oleh : Resi G. Prasasti
Dalam satu kesempatan datang melihat Bazaar Indonesia Merdeka pada 27-28 Agustus lalu di Mitra Terrace, Jakarta. Aku mengetahui adanya sebuah organisasi baru yang peduli terhadap peran perempuan Indonesia dalam keluarga dan dalam membentuk generasi bangsa yang berkualitas. Tidak ada salahnya kuperkenalkan dalam SEREMPAK yang mempunyai kepedulian yang sama terhadap perempuan, organisasi itu bernama Yayasan Putik Indonesia Berkarya (YPIB) yang dibentuk oleh sekumpulan perempuan yang merupakan Finalis Puteri Remaja Indonesia tahun 1975-1988.
Apa sih Pemilihan Puteri Remaja Indonesia? Pemilihan Puteri Remaja Indonesia adalah pemilihan yang diselenggarakan oleh Majalah Gadis dari Femina Grup, sebuah grup majalah yang sudah cukup ternama di Jakarta. Dari nama pemilihannya sudah jelas dikhususkan untuk puteri dan remaja dengan batasan usia 14-18 tahun. Hal yang menarik adalah pada pemilihan itu bukan hanya dinilai dari kecantikan luar dalam, bakat dan fisik, namun juga dari bukti prestasi raport yang disertakan sebagai syarat. Sudah pasti semua jebolannya berprestasi. Terbukti di dalam YPIB ini berisi finalis Puteri Remaja Indonesia yang kini sukses karirnya, antara lain ada yang bekerja sebagai pejabat negara, Direktur, Dokter dan Guru Besar pada Universitas Negeri, pebisnis dan masih banyak lainnya.
Visi dan Misi YPIB
Mungki Pusponegoro sebagai Ketua YPIB menginformasikan bahwa Visi YPIB adalah Perempuan cerdas Indonesia yang menghasilkan generasi penerus bangsa yang berkualitas. Dilihat dari visinya sudah terlihat tugas mulia perempuan dalam mengarahkan dan membentuk generasi muda ke arah yang baik dan positif.
Yayasan Putik Indonesia Berkarya pemberdayaan perempuan mempunyai misi yang senada dengan visinya, yaitu memberdayakan peran perempuan Indonesia dalam mempersiapkan generasi penerus dan menghasilkan generasi penerus bangsa yang berkualitas, berketuhanan, berbudi luhur, berjiwa nasional, berwawasan luas dan berjiwa nasional.
Generasi penerus yang menjadi fokus dalam peran perempuan YPIB adalah remaja usia 14-18 tahun. Mengapa usia itu? Bagi YPIB, pada masa tersebut merupakan usia paling menentukan masa depan anak yang memerlukan arahan dan bimbingan dari peran serta perempuan khususnya. Di usia itu dulu anggota YPIB ikut dalam PPRI dan anggota YPIB merasakan betul manfaatnya arahan pada usia-usia tersebut, sehingga mereka bisa sukses seperti sekarang. Untuk itu, peran perempuan sangat berpengaruh.
Perempuan bagi YPIB adalah tiang negara yang harmonis, sejahtera dan turut bertanggung jawab dalam menyeimbangkan perubahan yang terjadi di muka bumi. Semakin kagum dengan kebersamaan para perempuan ini yang diharapkan mampu membentengi generasi penerus dengan tindakan nyata.
Lingkup YPIB
Lingkup kegiatan Yayasan Putik Indonesia Berkarya untuk para perempun adalah pelatihan, kepribadian, pelatihan keterampilan, inkubasi bisnis, klinik trauma healing, klinik kesehatan wanita dan klinik konsultasi hukum.
Dilihat dari ruang lingkup kegiatan tersebut benar-benar berusaha memaksimalkan peran perempuan dalam keluarga, kehidupan bermasyarakat dan membentuk generasi penerus yang berkualitas. Semua itu dimulai dari kemampuan perempuan itu sendiri yang harus memenuhi dirinya dengan keterampilan dan wawasan.
Masa depan generasi penerus di tangan perempuan, visi, misi dan lingkup kegiatan dari YPIB semata untuk mendapatkan generasi penerus yang berkualitas, khususnya generasi penerus perempuan. Untuk menunjukkan semangat YPIB dalam peran perempuan sekaligus merayakan kemerdekaan Republik Indonesia, YPIB mengadakan Bazaar Indonesia Merdeka. Di dalam bazaar tersebut yang berlangsung selama dua hari terdapat berbagai kegiatan lomba yang bisa diikuti oleh anak-anak dan remaja, mulai dari lomba presenter untuk anak sekolah menengah atas (SMA) dengan juri Ryan Wiedaryanto (Indosiar) dan Retno Pinasti (SCTV), lomba fashion show anak dan remaja, lomba mewarnai, lomba band indie akustik, lomba marching band, dan lomba menggambar.
Leave a Reply