Deteksi Awal Nilai-Nilai Positif pada Anak
Sudahkah kamu berinteraksi dengan anakmu hari ini, Moms? Tahukah kamu yang sedang dikerjakannya dan siapa saja yang menjadi teman bercerita si kecil hari ini?.
Pertanyaan di atas amatlah sederhana. Jawabannya pun sangat sederhana. Tinggal jawab YA atau TIDAK. Tapi siapa sangka di balik jawaban itu ada tanggungjawab yang luar biasa sebagai orangtua? Kita sebagai orangtua bertanggungjawab memberi perhatian dan kasih sayang kepada anak.
Orangtua harus bisa mengawal dan mendampingi anak dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya. Kedua proses ini berlangsung secara interdependensi, artinya saling bergantung satu sama lain. Proses ini tidak bisa dipisahkan tetapi bisa dibedakan.
Selama proses perkembangan berlangsung, anak akan terus menerima hal-hal baru. Sebagian besar kegiatan anak adalah menerima hal-hal baru dalam lingkungan tempat dia berinteraksi. Jadi perlu dipahami dan juga dikontrol dengan siapa anak-anak seharusnya berinteraksi dan dilingkungan mana anak tersebut berada. Dalam hal ini, anak perlu ditunjukkan hal-hal yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan sebab kemampuan berpikir anak masih sangat terbatas.
Kemampuan berpikir anak akan diawali dengan kemampuan mengenal yaitu mengetahui dunia luar. Perkembangan anak juga bisa dilihat dari kemampuan menolak atau memilih sesuatu. Perkembangan pengetahuannya akan terus berkembang dan kekayaan pengetahuannya berasal dari dunia luar dan dari proses belajar yang dialaminya.
Seorang anak belum menguasai nilai-nilai abstrak yang berkaitan dengan benar tidaknya yang dia lakukan. Ini disebabkan karena pengaruh perkembangan intelek yang masih terbatas. Semakin tumbuh dan berkembang fisik dan psikisnya, anak mulai dikenalkan terhadap nilai-nilai.
Menurut Piaget, pada awalnya pengenalan nilai dan perilaku serta tindakan itu masih bersifat paksaan, dan anak belum mengetahui maknanya. Akan tetapi sejalan dengan perkembangan inteleknya, berangsur-angsur anak sudah mulai mengikuti berbagai ketentuan yang berlaku di dalam keluarga dan semakin lama semakin luas.
Pernyataan diatas mengajarkan kepada para orangtua yang mempunyai tanggungjawab besar untuk jeli melihat setiap aktivitas yang dilakukan anak. Dalam prosesnya kita bisa melihat nilai-nilai positif yang dimiliki anak dalam setiap aktivitasnya.
Nilai-nilai positif yang bisa kita amati pada diri anak diantaranya adalah sikap ramah, disiplin, pintar, antusias, mampu tidaknya mengontrol diri, jujur, rajin, punya sikap empati, sopan, dan lain sebagainya. Dari sinilah kita bisa melihat bakat yang bisa di kembangkan sebab bakat merupakan kemampuan tertentu yang dimiliki oleh seorang individu yang hanya dengan rangsangan atau sedikit latihan kemampuan itu akan berkembang dengan baik. Atas dasar bakat yang dimilikinya seorang akan mampu menunjukkan kelebihan dalam bertindak dan menguasai serta memecahkan masalah.
Kenyataan yang tidak bisa dipungkiri adalah manusia berbeda dengan manusia lainnya dalam berbagai hal. Ada kalanya seseorang lebih cekatan dalam satu bidang kegiatan dibandingkan dengan orang lain. Dalam bidang tertentu seseorang akan lebih menunjukkan keunggulannya di bandingkan dengan orang lain. Dalam bidang prestasi misalnya. Dan temuan ini yang dapat di amati sejak dari lahir hingga mengalami perubahan melalui latihan dan pengalaman.
Bakat memungkinkan seseorang menuai prestasi dalam bidang tertentu tetapi harus melewati latihan, pengetahuan, pengalaman dan dorongan atau motivasi agar bakat itu dapat terwujud.
Faktor yang memengaruhi perkembangan bakat
1. Faktor Internal/Kemauan Anak
Anak yang kurang berminat mengembangkan bakat yang dimilikinya atau kurang termotivasi untuk mencapai prestasi. Bisa disebabkan oleh beberapa hal termasuk jika anak mempunyai kesulitan atau masalah pribadi sehingga mengalami hambatan.
2. Faktor Eksternal/Lingkungan
Orangtua kurang mampu menyediakan kesempatan dan sarana pendidikan yang anak butuhkan sehingga anak tidak bisa mengeksplorasi dirinya sendiri. Walaupun orangtua mempunyai ekonomi yang cukup tinggi tapi kurang perhatian ke anak. Setiap anak mempunyai bakat-bakat tertentu. Ada anak yang berinteligensi yang tinggi yang ditunjukkan dengan prestasi menonjol di sekolah ada juga anak yang inteligensinya tidak terlalu tinggi tapi unggul dalam kemampuan berpikir kreatif dan produktif.
Bagaimana orangtua dapat mengenal bakat khusus anak?
Bakat dapat dikenali dengan observasi terhadap segala sesuatu yang selalu dikerjakan anak, hal yang disukai anak, dan jenis aktivitas yang dikerjakan anak dengan hasil yang baik serta melihat kesungguhan anak dalam mengerjakan sesuatu. Dengan mengetahui ciri-ciri dari bakat anak, orangtua dapat menyediakan lingkungan yang kondusif untuk perkembangan anaknya. Pendidikan yang sesuai untuk si anak. Orangtua harus bisa memberikan informasi lebih kepada anak tentang bakatnya. Setuju, Moms? (sm)
Leave a Reply