Tips Sukses Jalan-Jalan Bersama Anak
Punya anak dan ingin mengajaknya piknik berjalan-jalan? Tentu saja kita perlu mempersiapkan beberapa hal dengan baik agar si kecil nggak rewel di tengah jalan. Inilah tips-nya!
Ya, bagi para ibu muda yang baru pertama kali ingin mengajak anak berjalan-jalan, bisa jadi urusan merepotkan, lho! Bayangan keribetan pasti akan berkelebat di benak kita. Bagaimana kalau anak kita kebelet buang air kecil, belum lagi sewaktu tiba-tiba perutnya mulas dan ingin buang air besar? Bila dia merengek karena tantrum apa yang harus kita lakukan, jika cuaca tidak menentu macam angin kencang dan hujan besar bagaimana?
Banyak halang rintang ketika membawa anak kita berjalan-jalan. Sudah pasti rumah kita adalah zona aman kita. Bukan di mall, bukan pula di taman.
Namun anak kita butuh melihat dunia, kan. Sama halnya dengan kita sebagai orang dewasa dan orang tuanya, anak-anak juga mengalami masa-masa bosan dan suntuk. Kalau demikian, mengajak dia bermain di luar rumah, bertemu banyak orang, dan mengenalkannya pada suasana baru dapat menjadi solusi yang menyenangkan.
Meski tentu saja yang namanya keribetan membawa anak-anak piknik pasti ada. Berdasarkan pengalaman saya, trik agar berdamai dengan situasi jalan-jalan bersama anak adalah dengan belajar menikmati. Makin dipikirkan ribetnya, kita akan kehilangan momen seru-serunya kan.
Di Bandung tempat saya bermukim, dalam seminggu saya sisipkan jadwal jalan-jalan di luar rumah. Kegiatan ini saya lakukan bahkan saat anggaran jalan-jalan sudah habis. Saya mencari destinasi jalan-jalan gratisan. Bila anggaran keuangan sedang menipis, saya membawa perbekalan makanan sendiri untuk berhemat.
Sejak anak saya berumur satu bulan, dia sudah kami ‘latih’ jalan-jalan. Dimulai dari yang paling dekat saja: window shopping di pasar kaget pada hari Minggu. Setelah berkali-kali latihan jalan-jalan sekitar rumah, kami bawa dia ke banyak tempat di Bandung.
Rasanya saya tidak pernah kehabisan acara jalan-jalan di Bandung. Mengajak anak saya berjalan-jalan meski pun sudah terbiasa, bukan berarti tidak ada kendala. Jalan-jalan adalah kegiatan favorit saya. Kegiatan tersebut juga menjadi agenda saya untuk menanam kebiasaan mandiri pada anak. Dia terbiasa bertemu orang baru dan beradaptasi dengan cuaca yang berubah-ubah.
Jalan-jalan di kota tempat tinggal sendiri, apa saja destinasinya. Berikut ini destinasi saya di Bandung:
1. Taman Kota
Saya bersyukur di Bandung kian banyak taman kota yang terbuka untuk publik. Ruang-ruang ini dulu tak terurus, sekarang kondisinya jauh lebih bagus.
Menikmati taman adalah aktivitas yang terbilang sederhana. Si anak bisa berlarian, si ibu mengawasi sambil sesekali membaca timeline di Facebook atau membaca bekal satu buku untuk dibaca.
Ada taman yang isinya pepohonan, juga ada taman yang menyediakan kolam ikan, sampai taman yang isinya hanya bangku-bangku pun ada. Saya sangat senang ada banyak pilihan taman di kota Bandung. Semoga saja kota lain pun menyediakan lebih banyak ruang terbuka seperti yang saya rasakan di Bandung saat ini.
2. Museum
Terbaca klise namun museum memang jawaban bagi orang tua yang ingin mengajak anaknya jalan-jalan dengan muatan ilmu. Masuk ke museum pun biasanya tidak dipungut bayaran. Jika pun ada tiket masuk yang harus dibayar, jumlahnya tidak besar. Misalnya saja Museum Geologi di Bandung harga tiket masuknya Rp3.000/orang.
3. Perpustakaan
Tidak berbeda dengan museum, perpustakaan merupakan salah satu tempat rekreasi denagn konten pengetahuan. Perpustakaan adalah ruang untuk mendekatkan anak dengan dunia buku. Namun usaha membangun hobi membaca pada anak dimulai di rumah. Kalau di rumah si anak sudah senang membaca dan terbiasa dengan buku-buku, dibawa ke perpustakaan pun tak masalah.
4. Pameran
Pameran yang saya maksud adalah pameran buku, pameran fotografi, dan pameran kegiatan ruang-ruang alternatif seperti misalnya jika sebuah institut bahasa mengadakan festival seni (British Council, IFI, Goethe termasuk rajin menyelenggarakan pameran).
Konten acaranya memang untuk orang dewasa. Namun saya rasa tak masalah kalau kita membawa anak menghadiri acara-acara seperti itu.
5. Bangku Taman di Trotoar
Apa istimewanya bangku-bangku di trotoar jalan? Oh tentu saja ada keistimewaannya. Duduk santai melihat bangunan tua sambil memakan bekal setangkup roti cokelat, bukan kah aktivitas tersebut merupakan hal yang menyenangkan? Lupakan dahulu konsep tentang makan-makan di bangku restoran dan kafe.
Membaca tulisan ini, ada saja yang berkata pada saya: kamu sih enak tinggal di kota Bandung. Saya sih tinggal di kampung. Gak ada acara yang bisa didatangi. Gak ada tempat yang bisa ditongkrongi bersama anak.
Wah menurut saya sih sayang sekali kalau ada pendapat demikian. Selalu ada potensi dari sebuah daerah yang kita huni. Jangan dulu antipati. Jika kebanyakan tempat di daerah kamu adalah hutan dan sungai, datangi hutannya. Justru anak akan lebih berkembang potensinya jika ia beraktivitas di ruang terbuka hijau. Saya sendiri selalu mencari kesempatan agar saya dan anak saya dapat piknik di alam.
Menjadi orang tua, saya selalu tertantang tiap harinya. Termasuk merancang acara jalan-jalan bersama anak. Satu yang saya pelajari, jalan-jalan adalah konsep yang sederhana. Tak perlu jauh-jauh perginya, tak perlu mahal-mahal biayanya. Semuanya tergantung dari bagaimana cara kita memandang potensi tempatnya.
Selamat jalan-jalan dan silakan share pendapat kamu tentang jalan-jalan bersama anak di sini.(nw)
Leave a Reply