Ketika Pola Asuh Anak yang Berbeda

Ketika Pola Asuh Anak yang Berbeda

Walau orangtua membesarkan anak bersama-sama, namun tak jarang muncul pro kontra tentang cara membesarkan anak. Biasanya, orangtua mengajarkan anaknya sesuai dengan pola asuhnya saat kecil dulu. Rosalind Sedacca, konsultan pola asuh anak dan perceraian di Amerika Serikat mengatakan salah satu konflik yang dialami orangtua adalah tak adanya pola asuh soal perbedaan pandangan mengenai cara membesarkan anak.

Perbedaan pola asuh ini akan menimbulkan ketegangan apabila ayah dan ibu berbeda pendapat sehingga anak pun bingung aturan mana yang harus diikuti. Anak pun merasa depresi dan cemas karena sering melihat konflik. Selain itu, rasa empati menurun karena sering melihat konflik ketimbang kasih sayang yang diberikan ayah dan ibu. Bahkan dikuatirkan, anak akan menganggap bahwa pernikahan bukanlah hubungan yang ideal dan rasa tak memiliki anak di kemudian hari. Atau kekuatiran akan mengulangi masalah yang sama ketika menjadi orangtua. Tentu hal ini tak anda inginkan?

Ada banyak hal yang menjadi penyebab pola asuh orangtua berbeda dalam mengurus anak. Misalnya pendidikan, pergaulan hingga campur tangan pihak luar. Pendidikan misalnya, ketika buah hati memasuki usia sekolah, pasangan suami istri sering membahas soal pendidikan terbaiknya. Ada yang menganggap sekolah A lebih baik daripada sekolah B. Ada juga salah satu pasangan yang menginginkan anaknya untuk les ini itu tapi ternyata malah tidak disetujui pasangannya. Ini tentu menimbulkan konflik.

Pergaulan juga mengakibatkan pola asuh anak berbeda antara ayah dan ibu. Misalnya, sang Ibu yang tak menginginkan anaknya bergaul dengan si A dan si B, karena dianggap memiliki latar belakang yang tak baik. Namun berbeda dengan ayah yang menginginkan agar anak yang terbiasa menemui semacam perbedaan untuk bekal pengalaman hidupnya saat dewasa.

Campur tangan orang luar juga mengakibatkan pola asuh berbeda. Ini terjadi pada anak yang diasuh bersama kakek, nenek atau ada saudaranya yang lain dalam satu rumah. Misalnya, sang nenek kerapkali melarang anak bermain kotor-kotoran sedangkan sebagai ibu, anda merasa bahwa ini bukan masalah besar. Namun ini juga menjadi masalah jika ayah mendukung pendapat nenek.

Lalu, bagaimana jika perbedaan pola asuh ini terjadi. Pertama, lakukan komunikasi antara ayah dan ibu sehingga kompak menemukan pola asuh yang sesuai dengan pilihan bersama. Tentu ini dilakukan berdasarkan kepentingan terbaik untuk anak. Orangtua juga harus konsisten dalam menerapkan pola asuh pada anak. Misalnya, menerapkan disiplin. Anak tentunya akan melakukan sesuai keinginan orangtua jika orangtua juga secara konsisten melakukan ini. Jika belum berhasil lagi, orangtua bisa menemui pakar yang dapat diajak berkonsultasi terkait perbedaan pola asuh. Selain mencari tahu sendiri melalui buku atau seminar, bisa juga dengan menemui ahlinya di kota Anda. Selamat mencoba! (rab)

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *