Alternatif Wisata Edukasi Murah di Jakarta dan Sekitarnya

Alternatif Wisata Edukasi Murah di Jakarta dan Sekitarnya

Liburan kali ini nggak kemana-mana? Jangan sedih, Jakarta punya banyak tempat wisata edukasi yang menarik dan murah. Yuk, cek di sini!

Jakarta, kota serba lengkap untuk mereka yang mencari tujuan wisata. Sebetulnya saya bukan tidak pernah mengajak anak-anak ke Mal entah sekadar makan bersama, nonton film, bermain di playground, atau sekadar “cuci mata”, namun dengan beberapa pertimbangan rasanya perlu melakukan variasi untuk menghabiskan akhir pekan bersama anak-anak.

Hmm, bagaimana dengan wisata edukasi yang bisa kita lakukan bersama keluarga dan anak-anak? Alih-alih nge-mall setiap minggu mengapa tidak mencoba mengunjungi beberapa tujuan atau menggunakan sarana wisata alternatif yang selain ekonomis namun juga sarat dengan nilai-nilai pendidikan dan informatif bagi anak-anak?

Keliling Jabodetabek dengan Commuter Line

Saya menjadikan wisata satu ini sebagai cara yang menantang untuk mengajak anak-anak mengenal Jakarta dan sekitarnya. Hmm, kadang tidak ada tujuan khusus yang akan dituju. Bisa jadi hanya sekadar mengajak mereka menikmati suasana naik commuter line yang biasa mengantarkan ayah dan ibunya ke tempat kerja.

Hari libur, terutama hari Minggu, dan di jam yang tidak terlalu sibuk anak-anak bisa lebih santai menikmati berkereta listrik keliling Jakarta, Tangerang dan Tangerang Selatan, Depok, bahkan ke Bogor. Perhatikan bahwa ada kursi prioritas yang bisa kita manfaatkan untuk anak-anak saat kereta agak penuh. Meski kadang anak-anak justru lebih suka berdiri dan bergerak tak mau diam di kereta ketimbang duduk diam.

Sejak sampai di stasiun kita sudah bisa mulai proses edukasi. Dan pastinya anak-anak tidak merasa seperti sedang belajar. Pertama, kita bisa memberitahu mereka cara membeli tiket dan menggunakannya. Ajak mereka mengantri, tunjukkan caranya serta biarkan mereka mencobanya sendiri. Proses mengantri juga terjadi saat hendak taping in (dan tapping out). Biasanya anak-anak akan dengan antusias menempelkan sendiri tiket mereka dan masuk melalui gate. Anak-anak dengan tinggi di atas 90 cm sudah harus memiliki tiket sendiri.

Tunjukkan aktivitas yang harus mereka lakukan saat menunggu kereta datang. Jangan berdiri melewati batas kuning misalnya. Tunjukkan tempat sampah jika mereka harus membuang sampah di stasiun dan jelaskan tanda-tanda yang harus mereka ketahui. Jadi belajar berlalu lintas bisa di sini lho, tidak harus di taman lalu lintas ya!

Memasuki gerbong kereta banyak hal yang pasti akan si kecil tanyakan kepada kita. Gambar itu maksudnya apa? Sambil menunjuk berbagai gambar petunjuk dalam kereta. Mengapa pintu ditutup saat kereta berjalan? Berapa stasiun yang akan dilewati dan seterusnya?

Kita bisa berhenti di beberapa stasiun besar yang sudah nyaman untuk pengunjung. Menunjukkan bagaimana kondisi dan keadaan stasiun. Ada fasilitas apa saja yang bisa ditemukan di sana, bila perlu ajak mereka mencobanya. Toilet stasiun, musholla, stand lost and found, atau jika ada balita yang masih menyusui cobalah ajak dan tunjukkan ruangan khusus menyusui dan nursery room pada mereka.

Commuter line di Jabodetabek menghubungkan Jakarta dengan beberapa kota di sekitarnya. Kita bisa memilih satu tujuan di salah satu kota saat mencoba melakukan perjalanan edukasi dengan anak-anak. Kami pernah ke Kebun Raya Bogor menggunakan commuter line atau ke kota tua dan menggunakan commuter dan TransJakarta.

Mengunjungi Taman-Taman Kota

Piknik! Itulah yang terbayang saat menyebut tujuan wisata yang satu ini. Tidak hanya di daerah Jakarta, kita bisa mengajak untuk berpiknik menikmati Taman Kota di beberapa kota sekitar Jakarta. Hmm, Bogor, salah satunya ada Kebun Raya. Tangerang Selatan ada Taman Kota BSD 1 dan 2, Jakarta bahkan saat ini sedang banyak melakukan revitalisasi taman-taman kotanya.

Kebanyakan taman-taman kota gratis dikunjungi karena memang merupakan ruang terbuka hijau (RTH) yang dikelola oleh pemerintah daerah setempat. Keberadaan RTH dinilai sangat penting untuk peningkatan kualitas hidup warga, dimana warga bisa memanfaatkan area itu dengan berbagai aktivitas, relaksasi hingga berinteraksi dengan sesama.

Namun ada juga taman-taman kota yang dikelola oleh berbagai pengembang, mayoritas juga gratis dikunjungi kecuali untuk area atau fasilitas ekstra tertentu ada yang berbayar. Jangan lupa siapkan uang parkir jika membawa kendaraan sendiri.

Jangan khawatir, jumlah taman kota yang bisa kita kunjungi cukup banyak. Di Jakarta saja, berdasarkan data Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, jumlah taman di seluruh wilayah Jakarta mencapai 1.178 taman. Banyak sekali bukan? Memang tidak semua dalam kondisi baik namun sebagian besar sudah dilakukan revitalisasi dan pemerintah daerah terlihat cukup serius membenahi kondisi taman-taman kota ini.

Jenis taman interaktif bahkan bisa jadi pilihan kita karena sarananya yang terhitung sangat lengkap. Taman dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti tempat bermain anak, jogging track, batu refleksi, dan lapangan olahraga yang dapat digunakan oleh warga. Taman interaktif ini bisa berfungsi sebagai tempat rekreasi, hiburan, olahraga, serta interaksi antar warga.

Idealnya, setiap kelurahan di wilayah DKI Jakarta memiliki dua taman interaktif. Itu artinya dengan jumlah kelurahan di Jakarta yang sebanyak 276 kelurahan, seharusnya ada sebanyak 534 taman interaktif. Namun pada kenyataannya hingga kini hanya terdapat sekitar 88 taman interaktif di dalam wilayah Jakarta, termasuk Taman Langsat di Kebayoran Baru, Taman Tebet di kawasan Tebet, dan Taman Jogging di Kelapa Gading. Menurut saya jumlah tersebut sudah cukup banyak. Belum lagi beberapa taman Kota di wilayah Tangerang Selatan yang juga cukup banyak pilihan.

Di Jakarta beberapa taman yang bisa jadi referensi misalnya Taman Monumen Nasional, Taman Menteng, Taman Situ Lembang, Taman Suropati, Taman Langsat, Taman Medan Merdeka, Taman Martha Tiahahu, dan Taman Lapangan Banteng.

Apa yang bisa kita lakukan di taman-taman kota? Piknik pastinya. Kita bisa membawa perlengkapan piknik, yups selayaknya piknik. Bawa alas untuk duduk-duduk di atas rumput hijaunya. Jangan lupa bawa bekal yang cukup. Saya sering membawa tenda kecil untuk anak-anak. Hmm mereka berlarian dan bercanda menikmati suasana tentu tetap dalam pengawasan kita, sementara kita bisa sekedar merebahkan badan atau membaca buku favorit. Asyiiik, bukan?

Meski dilarang biasanya ada saja sih pedagang kaki lima yang berseliweran di teman-taman kota itu. Biasanya, tukang penjual minuman atau makanan-makanan kecil pasti ada sih. Tapi akan lebih seru kalau kita mebawa bekal sendiri dan benar-benar menikmati suasana piknik di ruang terbuka hijau yang segar .

Selain menikmati segar dan hijaunya suasana. Biasanya di taman-taman kota kita bisa menjumpai aktivitas-aktivitas tertentu. Ada kalanya ada event-event sosial atau hiburan dilaksanakan di sana, sekedar melihat proses shooting film atau sinetron yang mengambil lokasi di taman tersebut atau yang paling seringa ada calon pasangan yang tengah melakukan aktivitas pengambilan pre-wedding photos.

Jangan lupa ceritakan kepada anak-anak cerita singkat tentang sejarah atau kisah di balik taman-taman kota yang kita kunjungi. Tunjukkan juga beragam tanaman dan pepohonan yang tumbuh di sana. Biasanya ada nama penunjuk jenis tanaman dari masing-masing tanaman. Banyak taman-taman kota yang sengaja menjadi tempat penanaman dan pelestarian beragam tanaman langka, lho! Asyik kan belajar sambil piknik.

Jadi siapa bilang wisata di Jakarta bersama harus bikin kantong bolong? Coba deh keliling Jabodetabek dengan Commuter Line atau mengunjungi Taman-Taman Kota yang segar dan hijau.(oz)

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *