Insomnia, Berbahayakah?

Insomnia, Berbahayakah?

Pernahkah Anda merasakan kesulitan tidur? Berulangkali ingin memejamkan mata tapi selalu gagal? Jika ini yang terjadi, besar kemungkinan teman mengalami insomnia. Insomnia merupakan gangguan tidur. Tidak hanya membuat Anda kehilangan waktu tidur, insomnia bisa meningkatkan resiko timbulnya berbagai penyakit kronis, seperti jantung dan diabetes tipe 2.

Dikutip dari Tempo.co, spesialis saraf dan neurologi, Astuti, insomnia disebabkan hormon-hormon yang bisa membuat sistem imun tubuh tidak diproduksi dengan baik. Hormon-hormon ini akan diproduksi dengan baik jika tubuh memperoleh tidur yang cukup dan berkualitas.

Astuti menambahkan, insomnia juga bisa disebabkan berbagai penyakit kronis. “Insomnia dapat muncul karena adanya penyakit paru, maag, gangguan kejiwaan, stroke, infeksi, jantung, dan gagal ginjal,” dia mengungkapkan pada Jumat, 18 November 2016, di Jakarta.

Selain akibat penyakit lain, insomnia juga bisa disebabkan lingkungan dan gaya hidup yang kurang sehat. Misalkan, mengonsumsi makanan cepat saji dan minum kopi, teh, atau yang mengandung stimulan. “Tingkat stres yang tinggi dan penyalahgunaan obat juga bisa menyebabkan insomnia,” tutur Astuti.

Meskipun insomnia bisa terjadi pada pria ataupun wanita dan pada semua golongan usia, wanita—terutama yang telah menopause—dan mereka yang berusia lanjut merupakan kelompok yang paling rentan. “Pada wanita yang telah menopause, terjadi ketidakseimbangan hormonal yang menyebabkan siklus tidurnya terganggu. Sedangkan, pada lansia, penyebabnya adalah fungsi tubuh yang mengalami penurunan,” katanya.

Empat gejala insomnia, yaitu tidak kunjung tertidur hingga dua jam, sering terbangun tanpa sebab, bangun sebelum waktunya (terlalu pagi), tidak bisa kembali tidur, dan tidak mencapai lima tahap siklus tidur. Ada 5 dampak buruk insomnia bagi kesehatan seperti dikutip dari telegraph.co.uk.

  1. Meningkatkan kecemasan
    Insomnia membuat seseorang lebih mudah cemas atau khawatir terhadap sesuatu. Akibat kurang tidur, hormon kortisol yang dikenal dengan hormon stres akan semakin meningkat.

Detak jantung dan tekanan darah tinggi juga meningkat. Mengatasi stres bisa menjadi salah satu cara mencegah insomnia.

  1. Marah tanpa alasan
    Menurut ahli gangguan tidur, Profesor Throne, kurang tidur benar-benar dapat memengaruhi kesehatan otak. Penelitian menunjukkan, orang yang insomnia cenderung akan sangat sensitif sehingga mudah marah dengan hal-hal yang sepele, dan suasana hatinya kurang positif. Menurut beberapa ilmuwan, kondisi itu terjadi karena kurang tidur memengaruhi amigdala, bagian otak yang terkait dengan emosi.
  2. Kerusakan kulit
    Ketika tidur, tubuh juga akan memperbaiki sel-sel dan jaringan kulit. Jadi, bila kurang tidur akibat insomnia dapat merugikan kesehatan kulit karena produksi kolagen menurun. Akibatnya, penuaan akan lebih cepat terjadi pada kulit.
  3. Keinginan makan berlebih
    Sejumlah penelitian menemukan kaitan antara insomnia dengan kegemukan. Ternyata, kurang tidur bisa memicu seseorang merasa lapar. Sebuah studi 2012 menunjukkan kurang tidur meningkatkan hormon ghrelin yang memberikan sinyal rasa lapar. Selain itu, orang yang insomnia cenderung memilih makanan yang asin dan manis saat lapar.
  4. Sulit konsentrasi
    Insomnia juga dikenal berdampak buruk bagi fungsi kognitif. Contohnya, menjadi sulit berkonsentrasi sehingga meningkatkan risiko kecelakaan saat mengemudi. Kurang tidur juga membuat otak terasa lelah yang membuat seseorang tak mampu berpikir dengan baik.(rab)

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *