Mengungkap Sejarah Hotel Majapahit

Mengungkap Sejarah Hotel Majapahit

Adakah yang mengingat peristiwa heroik perobekan bendera Belanda menjadi bendera Merah Putih di sebuah hotel di Surabaya?

Kalau Sahabat Serempak mengingatnya, pasti Sahabat Serempak tahu hotel yang menjadi saksi sejarah tersebut. Nama hotel tersebut adalah Hotel Majapahit yang terletak di Surabaya.

Asal-muasal

Sebelum bernama hotel Majapahit, dahulu hotel ini berkali-kali berganti nama. Awal dibangun pada tahun 1910 oleh Lucas Martin Sarkies, hotel ini dinamakan Hotel Oranje.

Lucas Martin Sarkies, merupakan keturunan generasi kedua dari Martin Sarkies yang dikenal dengan sebutan Sarkies bersaudara (Martin, Tigran, Arshak dan Aviet).

Sarkies bersaudara pada saat itu terkenal akan bisnis hotelnya di Asia Tenggara. Terinspirasi hal tersebut, Lucas Martin Sarkies membeli tanah di Surabaya dan menjadikannya hotel yang memiliki konsep Art Nouveau, hasil desainer terkenal pada masa itu yaitu Alfred Bidwell.

Karena kemasyurannya pula, hotel ini dikunjungi oleh orang-orang terpandang seperti, Leopold III, Princess Astrid, Charlie Chaplin, Paulette Goddard dan Joseph Conrad.

Sejarah Pergantian Nama

Pada tahun 1910, saat didirikan hotel ini bernama Hotel Oranje, kemudian pada saat pendudukan Jepang pada tahun 1942 hotel ini berganti nama menjadi Hotel Yamato, dan berganti nama menjadi Hotel Merdeka ketika kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945.

Satu tahun kemudian, keturunan Sarkies mengambil alih hotel dan mengubah nama hotel ini menjadi Lucas Martin Sarkies atau disingkat L.M.S. Penamaan L.M.S bertujuan untuk mengenang Lucas Martin Sarkies sebagai pendiri Hotel Oranje.

Masuknya Mantrust Holding Co. sebagai pemilik baru pada tahun 1969, kembali mengubah nama hotel ini menjadi Hotel Majapahit. Pada tahun 1993 berubah menjadi Mandarin Oriental dan terakhir kembali lagi menjadi Hotel Majapahit hingga Sekarang.

Insiden Yamato

Insiden Yamato merupakan insiden perobekan bendera Belanda menjadi bendera merah putih di Hotel Majapahit yang dahulu bernama Hotel Yamato. Perobekan ini dimulai karena gagalnya perundingan antara Sudirman dan W.V.Ch Ploegman.

Sudirman meminta W.V.Ch Ploegman untuk menurunkan bendera Belanda yang terpasang di Hotel Yamato karena dianggap melanggar kedaulatan bangsa Indonesia. Namun, permintaan tersebut ditolak oleh W.V.Ch Ploegman. Gagalnya perundingan tersebut mengakibatkan terbunuh W.V. CH Ploegman oleh Sidik salah satu pengawal Sudirman. Sedangkan pengawal Sudirman yang lain, Hariyono membantu Kusno Wibiwo dalam penurunan bendera Belanda dan menjadikannya Bendera Merah Putih.

Penghargaan

Sebagai hotel yang berkaitan dengan sejarah kemerdekaan Indonesia dan memiliki arsitektur yang menarik, Hotel Majapahit ditetapkan sebagai penerima penghargaan National Herritage Landmark Indonesia. Tidak hanya itu, hotel ini juga menerima penghargaan dari National Geographic Award in Architecture and Design.

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *