Mutiara Lombok, Kenali Sebelum Membeli
Bagi yang ingin jalan-jalan atau melakukan perjalanan kerja ke Lombok dan berniat membeli mutiara di sana, sebaiknya cari tahu dulu tentang mutiara Lombok sebelum berbelanja di sana.
Seseorang bisa saja membeli perhiasan mutiara untuk dijadikan oleh-oleh ataupun untuk dipakai sendiri. Namun jangan sampai terkecoh saat membeli. Menyangka mutiara asli, ternyata sintetis. Menyangka mutiara lombok, ternyata mutiara impor dari Cina.
Lombok adalah penghasil South Sea Pearl atau Mutiara Laut Selatan, yang sudah terkenal keindahannya di dunia. Diameternya yang besar, ditambah warna dan kilauannya yang khas, membuat mutiara laut selatan yang sebagian besar diproduksi di Lombok, menjadi salah satu komoditas ekspor kita ke luar negeri.
CNN Indonesia menyebutkan bahwa data Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat bahwa Indonesia menghasilkan 6,74 ton mutiara laut selatan, atau bisa disebut bahwa negara kita berkontribusi 50% pada produksi jenis ini. Suatu kebanggaan bagi kita, sekaligus peringatan untuk menjaga perairan kita agar tetap layak menjadi tempat budidaya kerang mutiara.
Tidak sulit memperoleh perhiasan dari mutiara di Lombok. Ada banyak gallery atau toko oleh-oleh di sepanjang Senggigi. Di beberapa lokasi wisatapun, ada kios kecil yang menjualnya. Bahkan di depan hotel tempat saya menginap, pedagang kecil berjajar menggelar dagangannya, berupa gelang, cincin, kalung atau bros yang berhias biji mutiara.
Jika membandingkan harga dari tiap tempat berbeda, pasti akan kaget jika menemukan beda harga yang mencolok. Sebuah cincin berhias mutiara kecil, dijual hanya seharga Rp10.000,- di depan hotel atau tempat wisata. Ada pula yang dihargai Rp150.000,- hingga Rp170.000,- Di galeri atau toko oleh-oleh tertentu, harganya ada yang sampai jutaan.
“Apa bedanya dengan yang itu? Palsu ya, Bang?” tanya saya pada seorang penjual di depan hotel, sambil menunjuk ke cincin yang harganya jauh lebih murah dari yang ia tawarkan. Pedagangnya hanya menjelaskan bahwa yang mahal adalah mutiara Rhodium. Mutiara Rhodium? Mutiara apa pula itu?.
Tak mendapat jawaban memuaskan dari para pedagang yang sempat saya tanyai, maka saya memutuskan cari tahu sendiri lewat internet dan bertanya ke beberapa pemilik toko online.
Produksi mutiara diperoleh dari hasil budidaya Kerang Maxima Pinctada, baik budidaya air laut maupun air tawar. Jadi jika Anda sedang mengincar sebuah aksesori berhias mutiara, maka jangan sungkan menanyakan apakah biji mutiaranya hasil budidaya air laut atau air tawar.
Eka, seorang pemilik toko online dari Mataram menjelaskan ke saya, mengapa mutiara air laut lebih mahal daripada air tawar. Produksi budidaya air laut butuh waktu relatif lebih lama untuk menghasilkan 1 biji mutiara. Biasanya butuh 3 sampai 4 tahun. Sementara budidaya air tawar, rentang waktu 6 bulan sudah bisa menghasilkan butiran dalam jumlah banyak. Ini alasan mengapa mutiara air laut jauh lebih mahal.
Tentang kualitas, mutiara air laut memiliki kilap yang tak luntur dan tidak tergores, tidak menyusut meski sering dipakai atau disimpan bertahun-tahun. Adapun mutiara air tawar, meski juga mengkilap dan tak mudah tergores, tetapi lebih ringan dari mutiara air laut dan beberapa akan berubah bentuknya atau menyusut setelah 10 atau 15 tahun. Terlebih jika sering dipakai.
Butiran mutiara air tawar dijual dengan harga lebih murah, sedangkan butiran mutiara air laut dijual per gram beratnya. Grade mutiara air lautpun berbeda-beda. Semakin bulat mulus dan mengkilap, gradenya semakin tinggi dan makin mahal per gram-nya. Harga untuk November 2016, paling murah Rp225.000,- hingga jutaan rupiah per-gramnya. Mahal, bukan?
Satu butir mutiara air laut, memiliki berat sekitar 1,5 hingga 3 gram. Karena harganya yang mahal dan berkualitas, sebagian besar pengrajin mutiara mengikatnya dengan emas. Sebuah cincin emas dengan 1 butir mutiara, memiliki harga sekitar Rp2.000.000,- hingga Rp4.000.000,-. Tergantung berat mutiara dan emasnya.
Untuk memberi jaminan keaslian mutiara air laut, sebagian besar pedagang melengkapi butiran dan aksesori jualannya dengan sertifikat, yang dikeluarkan oleh toko sendiri. Sayang sekali, belum ada lembaga sertifikasi khusus dari Pemerintah, yang mengeluarkan sertifikat keaslian untuk masing-masing aksesori yang berhias mutiara.
Untuk menjawab penasaran tentang Rhodium, saya menanyakan ke pemilik toko online yang lain, Rama. Pemilik Rama Lombok Pearl ini menjelaskan bahwa Rhodium adalah bahan pengikat mutiara, berupa cincin, gelang, kalung atau bros. Rhodium merupakan jenis logam, yang dibentuk dengan mesin pabrik, sehingga menghasilkan aksesori yang mmeiliki bentuk detil yang sangat rapi. Rhodium tersedia dalam warna putih/silver dan kuning. Beberapa aksesori berhias mutiara, juga dibuat dari perak atau bahan logam lain yang lebih murah.
Rama juga menambahkan bahwa di pasaran saat ini, selain butiran mutiara air tawar dan laut, ada pula butiran mutiara kerang. Butirannya mengkilap serupa mutiara air laut, karena terbuat dari kulit kerang yang dibudidayakan di laut dan diberi perlakuan dengan menggunakan cairan khusus, yang kemudian membuat tampilannya sebagus mutiara air laut dan melalui proses pewarnaan. Jika mutiara air laut dan tawar banyak ditemui dalam warna putih, putih kemerahan, kuning muda hingga gold, silver, hijau, coklat, maka mutiara kerang tersedia dalam warna lebih bervariasi. Mutiara jenis inilah yang saat ini sedang digemari.
Leave a Reply