Pelatihan Fasilitator Perempuan Pelopor Kelestarian Lingkungan di Georium, Yogyakarta
Kab. Klaten, 29 Oktober 2022 – Indonesia berupaya mengawal berbagai isu-isu lingkungan, sebagai bagian dari komitmen dalam agenda pembangunan berkelanjutan. Salah satunya adalah mengenai isu gender dalam konteks isu lingkungan. Isu ini merupakan isu krusial yang tak terpisahkan dari isu teknis mengenai perubahan iklim.
Data menunjukkan bahwa perempuan menghadapi risiko lebih tinggi dari dampak perubahan iklim. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang sistematis dan strategis serta komitmen dari berbagai pemangku kepentingan dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim terutama bagi perempuan.
Dalam rangka mengintegrasikan perspektif gender ke dalam proses pembangunan yang mendukung upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim serta dalam rangkaian memperingati Hari Ibu ke-94 dengan sub tema Perempuan berdaya, lestarikan lingkungan, Kementerian PPPA c.q. Deputi Bidang Kesetaraan Gender bekerja sama dengan Srikandi Sungai Indonesia (SSI) menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Fasilitator Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan (KGPP) dalam isu lingkungan yang mampu menjadi penggerak dan agen perubahan di lingkungannya serta pembangunan kelestarian lingkungan melalui Suara dan Aksi Perempuan Pelopor Bidang Lingkungan (SIAP LESTARI).
Pelatihan Fasilitator SIAP LESTARI ini dilaksanakan selama dua hari yakni pada tanggal 28-29 Oktober 2022, tepatnya di Georium, Kab. Klaten, Provinsi D. I. Yogyakarta. Peserta pelatihan sebanyak 21 orang anggota SSI dan 4 peserta mandiri yang berasal dari tujuh perwakilan daerah di Pulau Jawa, yakni Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Barat.
Pelatihan ini menekankan pada pengelolaan lembah pencemar lingkungan yang mencakup tiga hal, yakni pengolahan minyak jelantah (mijel), pengolahan sampah dan pengolahan ecoprint. Selain itu, akan diajarkan pula mengenai gender dan iklim, literasi digital serta kepemimpinan agar para anggota mampu menjadi pelopor lingkungan.
Deputi Bidang Kesetaraan Gender, Ibu Lenny N. Rosalin, yang membuka pelatihan ini mengapresiasi upaya-upaya yang dilakukan oleh Srikandi Sungai Indonesia dalam menjaga lingkungan. Upaya-upaya tersebut menjawab permasalahan di sektor lingkungan hingga sektor lain sesuai yang tercantum pada Convention on the Elimination of all Forms of Discrimination Against Women (CEDAW), Beijing Declaration and Platform for Action (BpfA) tahun 1995, Sustainable Development Goal (SDG’s), hingga RPJPN dan RPJMN Indonesia.
Harapannya, setelah pelatihan ini berlangsung, terlahir agen perubahan yang mampu menjadi kader penggerak dan menjadi perempuan pelopor dalam kelestarian lingkungan.
Leave a Reply