Waspada Banjir yang Dapat Menyisakan Penyakit

Waspada Banjir yang Dapat Menyisakan Penyakit

Saat ini terjadi peningkatan curah hujan di berbagai daerah di Indonesia. Kondisi curah hujannya masih tinggi, bahkan masih berpotensi banjir. Jelas kondisi lingkungan yang demikian akan mencetuskan munculnya berbagai penyakit antara lain penyakit pasca banjir. Penyakit pasca banjir adalah berbagai penyakit yang jumlah kasusnya akan meningkat setelah banjir dan musim penghujan. Secara umum peningkatan kasus penyakit ini didasarkan pada penyebaran 3 kelompok panyakit tersebut, yaitu penyebaran melalui makanan dan minuman, penyebaran melalui nyamuk dan penyebaran melalui tikus. Anak-anak merupakan kelompok rentan yang mudah terkena penyakit pasca banjir. Coba saja diidentifikasi pada lingkungan kita terutama yang masih mempunyai anak-anak berapa kali mereka mengalami gangguan kesehatan dalam musim penghujan dan banjir saat ini.

Menurut dr Ari FAchrial Syam, dokter Ahli Penyakit Dalam RS Cipto Mangunkusumo mengatakan, berbagai penyakit dapat ditimbulkan oleh 3 kelompok penyakit tersebut antara lain:

1. Penyakit yang ditularkan makanan dan minuman penyebaran secara Fecal Oral : Infeksi kolera, disentri, rotavirus serta demam typhus. Pasien dengan infeksi usus bisa datang dengan diare, muntah berak, mules saat BAB dan BAB ada darah. Diare juga menjadi KLB pada banjir Jakarta beberapa tahun yang lalu.

2. Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk (penyakit disebarkan melalui vektor penyakit penyakit yang dibawa oleh vektor penyakit), misalnya Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) yang dibawa melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.

3. Penyakit yang ditularkan melalui tikus. Penyakit yang ditularkan melalui hewan dari ordo Rodentia, yaitu tikus merupakan penyakit yang juga sering didapat saat pasca banjir. Salah satu jenis rodent borne disease yang dapat timbul pada bencana banjir adalah Leptospirosis yang dibawa melalui kencing dan kotoran tikus dalam genangan banjir. Apabila kita mengalami luka terbuka pada tangan, kaki atau mulut, maka air yang sudah tercemar dengan kotoran tikus yang sudah mengandung leptospirosis akan menularkan kita. Pasien dengan leptospirosis datang dengan keluhan demam tinggi mendadak, sakit kepala, mual muntah, lemas, nyeri otot terutuma otot betis, mata merah dan timbul kuning pada mata dan kulit. BAK berubah seperti air teh. Sekilas pasien ini seperti pasien dengan infeksi hepatitis virus. Penyakit leptospirosis sangat berbahaya jika penyakit berlanjut dengan berbagai komplikasi antara lain terjadi kerusakan ginjal, peradangan pankreas, liver, paru dan otak.

Terganggunya kesehatan akibatbanjir terjadi karena adanya gangguan pada 3 faktor penting penyakit, yaitu faktor host, lingkungan, dan agen, yakni:

1. Faktor daya tahan tubuh.

Ketika terjadi pengungsian akibat banjir, kondisi kebersihan lingkungan, makanan dan minuman yang dikonsumsi pengungsi sangat tidak memadai sehingga akan berpengaruh pada daya tahan tubuh para pengungsi. Selain itu, para pengungsi tidur dengan alas yang tidak memadai. Kondisi ini meningkatkan kerentanan para pengungsi terhadap penyakit-penyakit pasca banjir. Cuaca yang tidak mendukung saat ini juga dapat menurunkan daya tahan tubuh seseorang walaupun tidak terkena langsung dampak banjir.

2. Faktor lingkungan.

Faktor lingkungan yang dapat memperburuk kondisi masyarkat adalah faktor cuaca, di mana hujan dan angin kencang yang masih melanda DKI Jakarta. Dampak buruk ini terutama dialami oleh bayi, anak-anak dan orang tua. Belum lagi lingkungan sekitar banjir yang kotor dengan sampah bertebaran dimana-mana. Genangan air akan mengundang lalat dan kecoa dan hal ini berpotensi mencemari makanan dan minuman kita.

3. Faktor bakteri.

Faktor agen pembawa penyakit yang banyak dijumpai akibat bencana banjir adalah lalat, tikus, bakteri dan kotoran yang menyebabkan tercemarnya air bersih. Tikus merupakan agen pembawa penyakit Leptospirosis yang ditularkan melaluikotoran dan kencing tikus yang bercampur dengan genangan banjir seperti yang sudah saya sebutkan di atas.

Beberapa hal yang harus diantisipasi untuk mengatasi penyakit pasca banjir ini, yaitu:

1) Harus dipastikan bahwa kita selalu menonsumsi makanan dan minuman yang higienis. Perhatikan kadaluarsa dari makanan yang dikonsumsi, baik makanan jadi maupun makanan yang dibuat sendiri.

2) Diusahakan makanan yang dikonsumsi dalam keadaan fresh. Cuci tangan pakai sabun atau hand antiseptic, untuk menghindari infeksi usus. Anak-anak harus diajari untuk selalu cuci tangan pakai sabun, tentu orang dewasa harus memberi contoh kapan dan bagaimana mencuci tangan dengan baik.

3) Kebersihan lingkungan harus selalu terjaga dan segera bersihkan lokasi pasca banjir dengan menggunakan antiseptik dan tetap memperhatikan pelindung diri bagi orang yang bertugas membersihkan kotoran khususnya lumpur pasca banjir tersebut. Pelindung diri meliputi masker, sarung tangan dan memakai sepatu boot. Hindari luka yang dapat berpotensi masuknya kuman.

4) Untuk anak-anak dan orang tua diberikan suplemen yang berisi multivitamin dan mineral apabila terjadi keterbatasan makanan dan minuman dengan zat gizi yang lengkap yang bisa dikonsumsi sehari-hari akibat rumah dan lingkungan terkena banjir.

5) Perlu stok obat-obat sederhana, obat penurun panas, obat anti diare, obat sakit kepala dan oralit.

6) Anak-anak harus dicegah untuk tidak bermain-main di air banjir, baik karena potensi gangguan kesehatan maupun resiko terbawa arus atau tenggelam pada air banjir.

Tujuan dari tindakan ini semua tentunya untuk mencegah agar kita semua terhindar dari penyakit pasca banjir yang sewaktu-waktu bisa mengenai siapa saja terutama anak-anak kita.(rab)

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *