Adinia Wirasti Jatuh Cinta pada Batik. Mengapa?
Adinia Wirasti, aktris muda yang ikut berakting di film AADC 2 (Ada Apa dengan Cinta) ternyata sedang jatuh cinta berat pada kain batik. Seberapa dalam cintanya pada batik? Yuk, baca ceritanya di sini.
Ditemui di talkshow “The Spectrum of Batik” yang merupakan rangkaian acara pameran batik dari 23 desainer dari Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI), beberapa waktu lalu, Adinia Wirasti, selebriti muda yang akrab dipanggil Asti ini pun buka-bukaan soal filosofi batik.
Ketertertarikannya dengan budaya, bermula saat ia kuliah di Amerika dan diberi tugas mengunjungi museum di sana dan harus membuat cerita pendek tentang segala sesuatu yang dilihatnya. Dari sana, Asti menjadi tertarik mendalami budaya. Dan terpikir bahwa budaya Indonesia sangat beragam dan perlu dipromosikan. Lalu Asti mengawali pendalaman budaya melalui batik. Ia pun mulai mengoleksinya dari mulai batik tulis sampai printing. Dari mulai batik Jawa asli sampai batik modifikasi dari berbagai daerah di Indonesia.
Asti mengaku, koleksi kain batiknya sudah mencapai ratusan. Hobinya ini bagaikan “gayung bersambut” setelah ayahnya memberi amanat untuk meneruskan memelihara kain batik warisan sang nenek yang koleksinya sebagian besar berupa kain-kain batik klasik yang semakin langka. Filosofi dari kain batik tersebut tentu saja sangat mendalam. Menurut Asti, filosofi yang ada di dalam selembar kain batik itu penting diketahui agar si pemakai lebih menghargai dan tahu untuk acara apa motif tersebut harus dipakai. Selain itu, dengan mengetahui filosofi yang terkandung dalam motif kain batik, dapat memberi makna tentang hidup.
“Filosofi di dalam selembar kain batik bisa mencerminkan keadaan seseorang yang memakainya, jadi perhatikan apa coraknya. Jika ke undangan pernikahan atau keriaan lainnya, jangan pakai batik motif Parang jenis apa pun. Parang bermakna pertahanan dan bela diri, nanti malah disangka mau ngajak perang kalau pengundang tahu tentang makna motif batik,” jelas Asti diiringi derai tawa.
“Saya punya pengalaman, saat di Solo memakai baju batik bermotif Parang Rusak, saat itu diajak teman berkunjung ke keraton. Saya gugup dan bingung karena sedang memakai baju batik dengan motif yang kurang tepat. Akhirnya saya menunggu di mobil saja,” tambah Asti.
Menurut Asti, ketika seseorang mengoleksi kain batik, selayaknya mencari tahu makna yang terkandung di dalamnya. Agar tepat memakainya untuk acara-acara tertentu. Mencari tahu makna motif batik bisa dari membaca, mencari info ke museum batik atau mencari tahu dari narasumber yang kompeten. Jadi, identitas Indonesia dalam makna motif batik ada ciri khas tersendiri yang dipertahankan.
Malaysia, Cina sudah mulai membuat batik, namun Batik Indonesia memiliki akar budaya yang tak bisa disamakan dengan kain batik buatan negara lain karena filosofi dan pakem-pakem lainnya.
Perempuan yang dikenal sebagai salah satu bintang film AADC ini, juga berbagi kiat merawat kain batik yang tepat. “Jika mencuci kain batik sebaiknya tidak menggunakan deterjen atau pembersih yang berbusa. Pakai deterjen khusus atau cukup rendam di dalam rempah seperti bubuk kayu manis atau cengkeh. Kemudian, simpan kain batik di suhu ruang, letakkan dalam lemari tanpa pengharum selain rempah alami. Dilipat atau digulung sesuai tekstur kain batik. Jika kain batik memakai lapisan prada atau emas atau pernik lainnya, sebaiknya disimpan dengan cara digulung agar tak terlihat bekas lipatannya.
“Yuk, kita jaga sama-sama warisan budaya bangsa yang mendunia ini agar perkembangan batik semakin melesat, baik secara infrastruktur, ekonomi dan sumber dayanya. Serta kewibawaan batik pun bertahan abadi,” pungkas Asti.(ab)
Leave a Reply