Kementerian PPPA menyelenggarakan Webinar Nasional Bertema “Menutup Kesenjangan Gender Digital: Optimalisasi Peran Perempuan dalam Transformasi Digital di Sektor Publik dan Ekonomi”, sekaligus Launching Pedoman Transformasi Digital Perempuan
English Version
Kemajuan teknologi membawa dampak pada berbagai aspek kehidupan dan transformasi digital telah mendorong berbagai perubahan di ranah sosial, ekonomi, dan pemerintahan. Perkembangan ini perlu direspons dengan tetap memperhatikan inklusi gender dalam transformasi digital, mengingat masih terdapat kesenjangan gender digital antara laki-laki dan perempuan.
Di era digitalisasi, kesenjangan gender juga menunjukkan ketimpangan dimana perempuan mengalami ketertinggalan dalam akses dan adopsi teknologi. Pada titik ini, kesenjangan gender di sejumlah aspek seperti partisipasi politik, angkatan kerja, serta ketimpangan upah dan pendapatan, semakin membatasi ruang perempuan untuk terlibat dalam agenda digitalisasi nasional.
Kesenjangan gender digital secara jelas terlihat dalam keterlibatan perempuan pada domain teknologi. Studi yang dilakukan oleh S&P Global tahun 2021 memperkirakan bahwa hanya sekitar sepertiga dari profesional di bidang TIK di seluruh dunia yang merupakan perempuan, dengan lebih sedikit lagi yang menduduki peran di posisi senior atau manajemen, dan mengidentifikasi sektor TIK sebagai salah satu yang terburuk untuk kesetaraan gender.
Kegiatan yang dilaksanakan pada 30 November 2022 tersebut merupakan bagian dari Peringatan Hari Ibu yang ke-94 di tahun 2022. Seperti yang diungkapkan oleh Deputi Bidang Kesetaraan Gender KemenPPPA, Lenny N. Rosalin, SE, M.Sc, M.Fin, “Webinar nasional ini kami lakukan sebagai bagian dari peringatan Hari Ibu 2022, sebagai wujud komitmen kami.
Lenny juga menambahkan bahwa KemenPPPA berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan potensi perempuan di era transformasi digital di sektor publik dan ekonomi
“Untuk mewujudkan ini, kami bekerja sama dengan BSSN, IWCS, Huawei, Microsoft Indonesia, dan lainnya. Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan potensi perempuan di era transformasi digital di sektor publik dan ekonomi.
Kita juga ingin memberikan nilai tambah karena seperti kita tahu, jumlah perempuan di Indonesia sekitar 133 juta jiwa atau 49.5%, dimana 54% berada di usia produktif. Artinya perempuan memiliki potensi yang sangat besar untuk turut mendorong kemajuan perekonomian bangsa,” ujar Lenny.
“Potensi ini tentunya jangan hanya terbatas pada gagasan, namun harus kita dukung bersama. Berbagai penelitian yang dilakukan di berbagai negara sudah menunjukkan bahwa memang potensi perempuan apabila bisa kita tingkatkan, maka negara bisa menunjukkan perubahan yang positif dan signifikan, yang selanjutnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya,” tambahnya
Sebagai penutup, Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kemen PPPA juga menyampaikan apresiasi atas dukungan berbagai pihak sehingga Pedoman Transformasi Digital Perempuan dapat terselesaikan. Selain itu Lenny juga mengajak seluruh pihak agar dapat berpartisipasi untuk meningkatkan potensi perempuan di era transformasi digital saat ini.
“Kami memohon dukungan semua stakeholder bisa berpartisipasi. Norma sosial memang masih menjadi kendala yang dihadapi perempuan di berbagai negara di dunia. Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan apresiasi atas dukungan dan segala input yang sudah diberikan sehingga pedoman transformasi digital perempuan bisa kita selesaikan,” ungkap Lenny.
“Tentunya, harapan kami, pedoman ini bisa kita gunakan sebagai acuan bagi kita semua untuk meningkatkan potensi perempuan dan kepemimpinan perempuan di era transformasi digital saat ini.
Akhir kata, iklim ekonomi digital yang responsif gender dapat memfasilitasi dan mengakomodasi potensi kemampuan usaha dan inovasi perempuan, sangatlah penting untuk terus tumbuh dan berkontribusi dalam perekonomian nasional kita.
Oleh karena itu dibutuhkan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, hingga tingkat desa bersama seluruh stakeholder untuk memastikan bahwa perempuan sepenuhnya dilibatkan mulai dari tahap perencanaan, pelaksaan tindakan tindakan kongkret penciptaan ekosistem digital yang inklusif dan responsif gender,” tambah Lenny sebagai bagian dari penutup dalam kegiatan ini.
Leave a Reply