Bank Indonesia Adakan Talk Show Sebagai Upaya Mendorong Inklusi Keuangan Bagi Kelompok yang Kurang Terlayani
Inklusi keuangan telah menjadi fokus perhatian global, dan pemerintah di berbagai negara sedang berupaya untuk meningkatkan inklusi keuangan. Namun masih ada kelompok yang kurang terlayani, seperti penduduk miskin, perempuan, petani kecil, dan UMKM, mengalami eksklusi keuangan yang signifikan. Hal ini menghambat kemampuan mereka dalam menghasilkan pendapatan, melindungi diri saat terjadi krisis, dan membangun kesehatan serta ketahanan keuangan. Terbatasnya akses UMKM terhadap layanan keuangan membatasi pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan eksklusi keuangan. Mayoritas penduduk dewasa di Indonesia (sebanyak 76%) mengatakan bahwa alasan mereka tidak memiliki akun di lembaga keuangan adalah karena kurangnya uang. Penduduk dewasa juga merasa khawatir dengan kondisi keuangan mereka saat terjadi situasi darurat.
Pandemi COVID-19, yang berdampak negatif pada kelompok subsisten, menjadikan inklusi keuangan semakin penting. Jika tujuan akhir dari inklusi keuangan adalah peningkatan kesejahteraan, maka pendekatan yang efektif dalam meningkatkan inklusi keuangan menjadi sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian ekonomi kelompok tersebut.
Pendekatan yang mengintegrasikan pengembangan ekonomi dengan keuangan inklusif memungkinkan kelompok subsisten ini untuk mendapatkan akses ke peluang ekonomi secara luas dan layanan keuangan formal yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 114 Tahun 2020 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) merumuskan bahwa salah satu cara untuk mencapai tujuan inklusi keuangan adalah dengan memperkuat integrasi kegiatan ekonomi dan keuangan inklusif melalui layanan keuangan digital setidaknya.
Dengan adanya percepatan digitalisasi di berbagai sektor, ekonomi dan keuangan digital semakin terintegrasi. Hal ini memberikan peluang untuk meningkatkan inklusi keuangan dan inklusi ekonomi.
Terkait hal tersebut, BI mengadakan talk show secara daring bertema “Sinergi Pemberdayaan Kelompok Subsisten untuk Inklusi Ekonomi dan Keuangan yang Berkelanjutan”. Kegiatan tersebut berlangsung pada 19 Mei 2023 melalui aplikasi Zoom.
Acara tersebut menghadirkan berbagai tokoh penting sebagai narasumber. Pimpinan DUPK Bank Indonesia, Yunita Resmi Sari, Aryo Dwi H., Ketua Yayasan Dreamdelion Indonesia, dan Tati Suharni dari Local Leader.
Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), yang dalam hal ini diwakili oleh Plt. Asisten Deputi Pengarusutamaan Gender Bidang Ekonomi, Eko Novi Ariyanti, juga turut hadir sebagai pembicara. Pada acara yang bertempat di Gedung Kebon Sirih, Bank Indonesia, Jakarta tersebut, Eko menyampaikan paparannya yang bertema “Program Kementerian PPPA dalam Mendorong Pemberdayaan Perempuan untuk Meningkatkan Inklusi Ekonomi dan Keuangan.”
Berlangsungnya acara talk show ini diharapkan dapat menjadi sarana diskusi dan bertukar pikiran sekaligus showcase dalam pengembangan EKI bagi kelompok subsisten. Dengan begitu, diharapkan dapat semakin banyak pihak yang terlibat dalam implementasinya, termasuk Kementerian/Lembaga, Akademisi, Asosiasi, Industri Bank dan nonbank, serta stakeholders lainnya.
Leave a Reply