Melangkah Maju dengan Transformasi Digital, Kemen PPPA dan Tokopedia Ajak Perempuan Ikut Serta dalam ‘Kelas Perempuan Maju Digital’
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) bersama dengan Tokopedia telah menginisiasi sebuah acara yang berjudul ‘Kelas Perempuan Maju Digital’ di Kabupaten Gianyar, Bali. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, menjelaskan bahwa inisiatif ini memberikan momentum yang positif untuk berbagi pengalaman, inspirasi, dan membangkitkan semangat dalam rangka meningkatkan partisipasi dan kontribusi perempuan di bidang teknologi digital, guna menciptakan kesempatan yang setara bagi perempuan untuk meraih kemandirian dan berdaya dalam sektor ekonomi.
“Saat ini, perempuan mengisi setengah dari total penduduk di Indonesia. Hal ini memperlihatkan bahwa perempuan merupakan sumber daya potensial yang menjadi kekuatan bangsa apabila dikelola dengan baik. Namun, seperti yang diketahui bersama, perempuan Indonesia masih menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan, seperti salah satunya adalah pada angkatan kerja,” ungkap Menteri PPPA dalam pidatonya pada hari Senin (28/8).
Menteri PPPA juga menyoroti fakta bahwa Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan masih tertinggal jauh dibandingkan dengan laki-laki. Pada Februari 2023, TPAK perempuan mencapai angka 54 persen, sementara TPAK laki-laki telah mencapai 84 persen. Kesenjangan ini berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Data ini mencerminkan belum optimalnya pemanfaatan potensi tenaga kerja perempuan, padahal mayoritas populasi Indonesia saat ini berusia produktif dan sekitar 69 persen di antaranya adalah perempuan usia produktif.
Menteri PPPA menjelaskan bahwa di era industri 4.0, di mana banyak sektor industri telah mengadopsi teknologi terkini dan terdigitalisasi seperti Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, perempuan sering kali menjadi kelompok yang rentan mengalami keterbelakangan dalam hal mendapatkan peluang dan akses ke informasi di berbagai bidang ilmu pengetahuan, teknologi, serta informasi dan komunikasi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2022, persentase pengguna internet menunjukkan bahwa 55 persen di antaranya adalah perempuan, sedangkan 60 persen adalah laki-laki. Data ini mencerminkan kesenjangan antara perempuan dan laki-laki dalam hal penggunaan dan kepemilikan ponsel pintar, penggunaan komputer, serta akses internet. Kendala dalam mengakses teknologi digital pada perempuan juga bersumber dari kurangnya penguasaan terhadap ilmu pengetahuan, teknologi, teknik, dan matematika (Science, Technology, Engineering, Mathematics/STEM).
Menteri PPPA menyatakan bahwa hingga saat ini, sekitar 50 persen perempuan kurang berminat untuk terlibat dalam bidang STEM karena adanya stereotip gender di dunia kerja. Dia juga menekankan bahwa penguasaan STEM saat ini menjadi salah satu faktor penting untuk kemajuan Indonesia di masa depan. Dia menjelaskan bahwa kemahiran dalam STEM diperlukan untuk melakukan inovasi dalam berbagai bidang kehidupan. Menteri PPPA juga mengungkapkan bahwa bidang STEM memiliki peran strategis dalam pembangunan, terutama dalam konteks sistem otomatisasi dan digitalisasi yang memiliki dampak yang signifikan pada keberlangsungan hidup perempuan.
Lebih lanjut, Menteri PPPA menekankan bahwa penting untuk mengambil tindakan konkret guna memastikan inklusi teknologi digital serta pembagian manfaat yang merata bagi seluruh masyarakat Indonesia. Terlebih lagi, mempertimbangkan potensi besar perempuan dan hambatan yang dihadapi, transformasi digital memiliki potensi besar dalam memacu pertumbuhan ekonomi.
“Melalui adopsi teknologi digital, perempuan berpeluang untuk menambah penghasilan, meningkatkan prospek pekerjaan, hingga memperoleh berbagai pengetahuan dan wawasan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensinya. Kecanggihan yang ditawarkan teknologi mendukung perempuan untuk semakin berdaya dan mampu berkontribusi di semua lini, khususnya di bidang ekonomi,” ujar Menteri PPPA.
Dalam rangka memastikan pemberdayaan perempuan dalam bidang ekonomi sesuai dengan mandat 5 (lima) Arahan Presiden, serta dalam rangka mendukung Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 untuk meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia (SDM), Kemen PPPA mendorong kerja sama dan kolaborasi lintas sektor dengan pemerintah pusat, daerah, lembaga masyarakat, dunia usaha, perguruan tinggi, dan pihak-pihak terkait.
Menteri PPPA menyampaikan bahwa program kerja sama multipihak dengan Tokopedia merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan perempuan Indonesia, terutama di Kabupaten Gianyar, melalui transformasi digital. Dia berharap bahwa melalui kolaborasi yang berkelanjutan ini, akan tercipta Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang dikelola oleh perempuan, memiliki keunggulan, daya saing, dan memberikan dampak positif pada berbagai aspek kehidupan dan kesejahteraan perempuan dan anak. Selain itu, dia juga mengajak semua pihak terkait untuk terus memperkuat sinergi dan kolaborasi dengan sektor pembangunan lainnya, dengan tujuan saling mendukung dan menginspirasi untuk mewujudkan perempuan yang berdaya di berbagai bidang.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia, Astri Wahyuni, menjelaskan bahwa Tokopedia secara konsisten memberikan wadah luas bagi pelaku usaha di Indonesia melalui Inisiatif Hyperlocal dengan teknologi geo tagging. Dengan bantuan teknologi, para pelaku UMKM dapat menjangkau konsumen dari berbagai wilayah Indonesia tanpa harus berpindah ke kota besar.
“Inisiatif Hyperlocal yang gencar dilakukan Tokopedia dengan berbagai kampanye turunannya seperti Kumpulan Toko Pilihan (KTP) Timur dan Dilayani Tokopedia, turut memberi dampak positif. Menurut data Tokopedia, jumlah penjual di Provinsi Bali meningkat sebesar hampir 23% pada semester I 2023 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dengan pertumbuhan penjual di Provinsi Bali, turut mendorong kategori Rumah Tangga, Kesehatan, Perawatan Tubuh, Makanan dan Minuman, serta Kecantikan menjadi kategori yang paling diminati oleh perempuan pembeli Provinsi Bali selama semester I 2023,” papar Astri.
Tokopedia terus mendukung perempuan Indonesia untuk memainkan peran penting dalam mengembangkan ekonomi dan kesejahteraan keluarga. Oleh karena itu, penting untuk memberikan peluang yang setara bagi perempuan yang ingin memulai usaha di era digital.
Astri menyampaikan bahwa melalui Kelas Perempuan Maju Digital yang merupakan hasil dari kerja sama antara Tokopedia, Kemen PPPA, dan Pemerintah Provinsi Bali, diharapkan dapat memberikan semangat kepada perempuan di Provinsi Bali untuk meningkatkan kemandirian mereka.
Selama acara Kelas Perempuan Maju Digital, Menteri PPPA didampingi oleh Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian PPPA, Lenny N. Rosalin, yang juga merupakan Ketua Presidium Ikatan Pimpinan Tinggi Perempuan Indonesia (PIMTI), dan anggota ASEAN Committee on Women (ACW). Inisiatif Kelas Perempuan Maju Digital yang merupakan hasil kolaborasi antara Kemen PPPA dan Tokopedia telah berjalan sejak masa pandemi, sebagai upaya untuk memberdayakan perempuan dalam wirausaha dengan pendekatan gender.
Leave a Reply