Mesin Pencari Ramah Anak, Cukupkah?
Sebetulnya, keriuhan tentang kiddle.co, sebuah mesin pencari yang digadang-gadang lebih ramah anak-anak, sudah lama dibicarakan. Ketika baru diluncurkan 2016 lalu, Kiddle sudah menjadi kontroversi. Belakangan, broadcast di group-group sosial media kembali menjadi viral dengan informasi yang kurang lebih mengandung pesan yang sama.
Kabar viral terdahulu menyampaikan bahwa kiddle adalah alternatif mesin pencari yang ramah anak dan merupakan bagian dari Google. Versi yang selanjutnya menganulir pernyataan bahwa kiddle adalah bagian dari Google dan menunjukkan “kegagalan” kiddle sebagai mesin pencari ramah anak karena konten-konten yang tidak sesuai bagi anak-anak masih tetap muncul.
Jika dilihat dari tampilannya, kiddle memang sekilas tampak seperti Google. Desain mukanya dibuat demikian serupa dan, tentu saja, dengan fungsi yang serupa. Mesin pencari yang mengklaim dirinya sebagai mesin pencari khusus untuk anak-anak ini diklaim hanya menggunakan fitur Safe Search yang ditawarkan oleh Google. Hal inilah yang membuat pencarian lewat Kiddle bekerja hanya memunculkan hasil yang tersaring menurut kelayakan usia–hanya menampilkan situs-situs yang aman dan ramah anak. Jika kita mencoba mengetik kata kunci “dewasa” pada kolom pencarian Kiddle, yang muncul adalah peringatan untuk tidak mencari konten tersebut.
Meski berusaha menawarkan hasil pencarian yang relatif aman, Safe Search dalam praktiknya masih bisa kecolongan. Kiddle mengaku memiliki tim kurator yang bertugas untuk menyortir dan mencari berbagai konten yang dianggap paling aman untuk dikonsumsi si anak. Hanya saja karena keterbatasan personil dan banyaknya jumlah pencarian, kurator Kiddle tidak mungkin mampu menyortir semua data yang ada di internet. Mereka pun masih bisa kebobolan. Itulah mengapa saat beberapa orang mencoba konten tertentu masih muncul konten yang tidak layak anak. Jadi Kiddle tidak bisa dikatakan sepenuhnya aman untuk anak-anak.
Peran pengguna juga menjadi penting di sini. Saat menemukan konten yang tidak layak untuk anak-anak kita bisa melaporkan kepada pihak Kiddle. Kita bisa menyampaikan melalui tombol “Site Blocking” untuk melaporkan situs-situs yang dianggap berbahaya. Berdasarkan laporan tersebut, kurator akan bekerja melakukan penyaringan.
Meskipun ada mesin pencari yang diklaim aman bagi anak-anak, peran orang tua tetap yang paling utama. Tugas untuk menjaga agar anak-anak aman berselancar di dunia maya tidaklah dapat digantikan. Selain kita bisa membantunya memilihkan informasi yang aman dan sesuai untuk anak, secara psikologis akan terjalin bonding dan quality time yang baik antara orangtua dan anak.
Lalu, sebagai orang tua, apa saja yang bisa kita lakukan agar internet menjadi lebih ramah anak?
1. Dampingi saat anak-anak berinternet
Mendampingi anak saat menggunakan internet merupakan kondisi yang sangat ideal untuk mengedukasi mereka. Namun, kondisi ideal ini tentu tidak dapat sepenuhnya terpenuhi mengingat setiap keluarga memiliki kondisi yang beragam. Orang tua yang bekerja di luar rumah baik Ayah dan Ibu tentu memiliki keterbatasan memiliki waktu untuk selalu menemani si kecil berselancar di dunia maya.
Mereka dengan kondisi di mana salah satu dari orang tuanya berada di rumah sekalipun belum tentu bisa memiliki waktu banyak menemani si kecil di depan gadget. Bisa karena kesibukan domestik atau tanggung jawab lainnya. Lalu adakah cara lain yang bisa menjadi solusi?
2. Pilih atau saring aplikasi, program, dan situs yang aman untuk anak
Sebaiknya kita memilihkan aplikasi atau game yang sesuai untuk mereka. Demikian juga halnya dengan youtube. Pilih dan simpan video-vidoe youtube yang sudah kita cek dan pastikan aman dalam youtube offline. Matikan jaringan wifi atau selular data perangkat elektronik kita sehingga mereka hanya bisa memainkan secara offline aplikasi, game atau video yang sudah kita simpan dan cek sebelumnya.
Selain itu, alangkah bijaknya jika kita bisa menyimpan situs-situs yang sekiranya aman bagi anak-anak di desktop atau di tempat lain yang mudah diakses anak-anak. Penting juga untuk menegaskan pada mereka untuk mengakses hanya situs-situs tersebut saat hendak menjelajah di dunia maya.
3. Atur mesin pencari agar aman untuk anak-anak
Saat anak-anak tetap harus dibantu atau suatu mesin pencari secara online, ada baiknya kita melakukan pengaturan agar mesin pencari hanya memunculkan hasil yang aman dan sesuai dengan usia anak-anak. Demikian juga dengan youtube, kita bisa melakukan penyetingan untuk meminimalisir kemungkinan si kecil terpapar konten yang tidak layak.
4. Buat jadwal dan syarat berinternet untuk anak-anak
Hal yang juga sangat penting adalah tidak membiarkan si kecil bebas bermain dengan gadgetnya tanpa kenal waktu. Berikan batas waktu dan jadwal yang jelas. Lengkapi juga dengan beberapa peraturan mendasar yang harus dipatuhi guna keamanan dan kenyamanan mereka.
Punya cara lain untuk membantu si kecil mengakses internet dengan aman? Yuuk sharing di kolom komentar.(oz)
Leave a Reply