Rohana Kudus, Jurnalis Perempuan Pertama Indonesia
Sepuluh November yang diperingati sebagai hari pahlawan mengingatkan saya tentang pahlawan perempuan dari berbagai pelosok Nusantara. Kali ini, yang memikat hati dan pikiran saya adalah salah seorang wanita luar biasa yang berasal dari Sumatera Barat. Kenapa? Dia adalah wanita pertama yang berjuang menjadi jurnalis dan berhasil mendirikan surat kabar pertama di Indonesia. Namanya Rohana Kudus.
Tidak banyak yang mengetahui kisah perjuangan Rahona Kudus. Bagi kebanyakan orang Indonesia, sosoknya tidak sefamiliar Kartini. Tetapi, jasa-jasanya dalam bidang jurnalistik menjadi sejarah sekaligus kebanggaan bagi perempuan Indonesia pada khususnya dan bagi bangsa Indonesia pada umumnya. Lewat tulisannya yang banyak menyoroti tentang kehidupan perempuan, termasuk menolak poligami, karena merugikan kehidupan perempuan dan keluarga, Ia telah mengangkat harkat perempuan Indonesia. Di bidang lain, tulisannya banyak menyoroti kebijakan pemerintah Belanda sehingga dirinya menjadi seorang yang sangat dibenci oleh Belanda.
Selain menjadi jurnalis, Rohana pun menjadi seorang pendidik di kampung halamannya. “Roehana School” adalah nama sekolah yang berhasil dibangunnya. Dalam usia yang masih sangat muda, dia telah menjadi seorang guru yang mengajarkan baca tulis kepada perempuan-perempuan lain di kampungnya. Rohana sendiri belajar baca tulis dari beberapa majalah Belanda yang sering dibawa bapaknya setelah pulang kantor. Dia juga mendapatkan majalah-majalah dari tetangganya yang merupakan istri seorang Belanda. Sebagai perempuan, Rohana juga belajar keterampilan seperti menjahit, menyulam, dan merenda.
Bagaimana dengan perempuan masa kini?
Tidak sulit untuk menjawab pertanyaan ini, sebab seiring perkembangan zaman, telah banyak perempuan yang menempati posisi penting dalam struktur kepemimpinan. Telah banyak perempuan yang menjadi Lurah, Camat, Bupati, Walikota, Menteri bahkan Presiden sebagai sebagai lembaga tinggi Negara. Belum lagi yang menjadi pemimpin perusahaan dan masih banyak lagi profesi lainnya. Ini semua karena akses pendidikan semakin terbuka lebar untuk perempuan Indonesia. Saat ini perempuan bisa menimbah ilmu sebanyak-banyaknya sesuai dengan minat dan kemampuannya sehingga perempuan pun semakin cerdas, pintar dan bermartabat serta mampu mengembangan potesi diri yang dimilikinya.
Dalam kaitannya dengan profesi jurnalis, sudah banyak perempuan masa kini yang memilih berprofesi sebagai seorang jurnalis. Misalnya Najwa Shihab, yang sukses menjadi presenter Mata Najwa karena keterampilannya di bidang jurnalistik. Banyak perempuan yang memilih dunia tulis menulis (literasi) untuk berbagi hal-hal positif kepada banyak orang, kepada masyarakat luas. Melalui tulisan-tulisan di media massa dan internet, Rohana-rohana masa kini telah turut aktif menyebarkan informasi bermanfaat dan mengedukasi pembaca. (sm)
Leave a Reply