Warisan Nusantara sebagai Peluang

Warisan Nusantara sebagai Peluang

Entrepreneur, Owner Reny Feby Jewelry

Mengawali usaha jewelry sejak 17 tahun yang lalu membuat seorang Reny Feby semakin matang dan mantap menggeluti bisnis ini. Reny Feby pertama kali belajar mengenai jewelry, ketika membantu usaha kayaknya yang juga seorang pengusaha jewelry. Perbedaan usia yang lumayan jauh yaitu 25 tahun dengan kakaknya membuat Reny Feby tertarik untuk membuat design sendiri yang sesuai idealismenya.

Reny memulai segala sesuatunya dari awal. Dengan modal dasar sejak ikut kakaknya yang lebih dulu sukses dalam bisnis ini. Reny memiliki idealisme dalam bisnis ini yaitu ingin mengangkat ide design dari alam Indonesia dan bahan baku dari kekayaan alam Indonesia.
Jelas terlihat dari design yang ada bahwa design tersebut adalah design customized, handmade dan identik dengan kekayaan alam Indonesia contohnya design burung elang bondol, melati gambir (yang erupakan icon Jakarta), bunga Kerak nasi dan salak condet yang merupakan habitat langka di Indonesia.

Bisnis ini tentunya adalah bisnis yang sangat segmented pasarnya, dengan idealisme dan customized sehingga secara harga, pelanggan akan mengeluarkan dana yang tidak sedikit. Wajar saja harganya sangat tinggi karena selain bahan bakunya juga teknik pembuatannya. Untuk sebuah aksesoris, dibutuhkan pembuatan selama 2 sampai dengan 3 bulan. Namun Reny Feby Jewelry sudah memiliki pelanggan loyal, diantaranya para ibu pejabat, pengusaha dan tamu-tamu asing. Awalnya Reny sempat ragu karena minimnya pengalaman dan menyadari bahwa harga yang akan ditawarkan kepada pelanggan akan sangat tinggi. Namun akhirnya ia jalani juga, sampai dengan saat ini. Pelanggan paling besar adalah tamu-tamu asing. Hal ini juga menjadi kesempatan untuk Reny Feby memperkenalkan budaya dan kekayaan alam Indonesia.

Untuk menunjang idealismenya dan usahanya, Reny Feby mengikuti pameran di Indonesia maupun Internasional, melakukan pelatihan bagi UKM, melakukan kolaborasi dengan designer lainnya dan membentuk INAFEST yang memiliki misi membawa 1 juta Pelaku Usaha Wanita Indonesia untuk Go International dan menulis buku yang rencananya akan launching tahun ini yang mengupas tentang usaha dibidang Jewelry Indonesia yang bernafaskan kekayaan alam Indonesia.

Sukses buat seorang Reny adalah proses yang panjang, mulai dari membuat ide, menentukan pasar, menghitung angka (modal, biaya operasional sampai dengan menentukan harga), membentuk Tim kerja dan belajar dari kompetitornya. Ia tidak Pernah takut Jika designnya ditiru orang karena menurutnya akan banyak ide-ide Kreatif lainnya yang akan dibuat sesuai idealismenya, yaitu mengangkat produk Indonesia di skala Internasional dan memanfaatkan kekayaan alam Indonesia.

Saat Ini jumlah staff Reny Feby Jewelry sebanyak 50 an, diantaranya staff administrasi dan keuangan, marketing dan tenaga pengrajin. Lokasi workshop di Cempaka Putih dan lokasi pameran perhiasannya di Jalan Tirtayasa, Jakarta Selatan.

Untuk promosi dan edukasi tentang Jewelry ini, Ia menggunakan sosial media dan pameran di beberapa kota di Indonesia dan di negara lain.

Pendhapa Pusthika seperti monumen kesuksesan Reny dalam berbisnis perhiasan sejak tahun 1998. Dengan modal nol dan pengetahuan minim mengenai seluk-beluk perhiasan, ibu tiga anak ini tak pernah menyerah mengayuh biduk usahanya. Kini, setelah 15 tahun, usahanya berkibar tinggi. Pendhapa dan sebuah gerai Reny Feby Jewelry di Alun-Alun Grand Indonesia, Jakarta, tak pernah sepi dari pengunjung yang ingin membeli atau memesan produk perhiasan bermerek Reny Feby.

Pelanggannya dari beragam kalangan. Mulai dari kelompok arisan, wanita karier, pengusaha, artis, kaum sosialita hingga ibu-ibu pejabat di negara ini. Bahkan, pembelinya meluas sampai ke negeri jiran. Sayangnya, Reny enggan menyebut pendapatan atau omzetnya. Sebagai gambaran, pada awal tahun 2000-an, dia pernah mengantongi duit Rp 160 juta sehari dari berjualan perhiasan.

Bagaimana sekarang? Menurut Reny, memang kondisi saat ini sedang stagnan karena pengaruh kondisi di Indonesia yang baru saja mengadakan pemilu (pemerintahan baru) dimana pelaku usaha masih ‘wait and see’ dan menurut Feby hal itu tidak menyurutkan semangatnya dalam berkreasi membuat perhiasan.

Dalam menjalankan usaha Jewelry ini Reny Feby melihat peluang bahwa wanita selalu ingin tampil cantik dan kekayaan alam Indonesia yang beragam, untuk itu diperlukan penunjang seperti asesoris atau perhiasan. Wanita dan perhiasan bagaikan sepasang kekasih yang tidak bisa dipisahkan. Dalam setiap kesempatan wanita kerap kali selalu menggunakan perhiasan untuk aksesoris atau memang kebutuhan yang wajib dikenakan. Macam-macam perhiasan cantik berasal dari alam yang berupa batu safir, amethys, agate, mutiara dan masih banyak lagi. Reny mencoba menyulap batu-batuan tersebut menjadi produk yang bernilai jual tinggi.

Sungguh bangga menjadi bangsa Indonesia. Kekayaan alamnya subur dan kaya, diberkahi dengan keragaman seni budaya. Menjadi tugas kita untuk menggali, mengapresiasi dan menjaga kelestariannya.

Wawancara oleh Atha Martha boru Juntak.

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *