Author - kemenpppa

Empriani Maria Ina Magi – Pejuang Aksara dari Sumba Barat

Berangkat dari permasalahan pendidikan yang belum menjadi hal prioritas di desanya, Empriani Maria Ina Magi, seorang perempuan muda tergerak untuk mendirikan Sekolah Alam Dyatame sebagai solusi gerakan literasi berbasis masyarakat melalui anak-anak di Desa Marade Kalada, Sumba Barat Daya, NTT. Literasi untuk Semua Sekolah alam Dyatame mulai didirikan pada tanggal 25 April 2017 dan sampai saat ini...

Perempuan Pemimpin di Pedesaan

Masih rendahnya jumlah perempuan Indonesia di perdesaan, yang berperan sebagai pemimpin dan terlibat langsung dalam proses pengambilan keputusan, sangat potensial berdampak pada belum meratanya program dan kegiatan yang responsif terhadap perempuan, baik mereka yang berada di kelompok lansia, penyandang disabilitas, dan anak. Selain itu, kapasitas dan kapabilitas perempuan di perdesaan perlu ditingkatkan, terutama dalam mengawal...

Ratu Sampah – Wilda Yanti

Julukan Ratu Sampah Perempuan 42 tahun ini, terkenal dengan julukan “Ratu Sampah” karena perannya dalam mengelola sampah dan menyelamatkan lingkungan, yang dilakukannya sejak tahun 2017. Bank Sampah Bersama rekan-rekannya, Wilda tergerak membangun bank sampah di Jakarta, membersihkan lingkungan, hingga memproduksi kompos, sehingga dapat mengurangi pengiriman sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) CEO dan Founder PT. Xaviera Global Energy Wilda menjalankan...

Bidan Kencana – Dwi Yuniarti

Program Kencana Menjadi bidan sejak tahun 1997, Bidan Dwi Yuniarti merasakan keprihatinan terhadap tingginya kasus kematian ibu pasca melahirkan. Hal ini membuat Bidan Dwi menggagas program Optimalisasi Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak "Kencana" di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara Informasi dan Edukasi Melalui Program Kencana, Bidan Dwi fokus memberikan bimbingan seputar kehamilan, memberikan informasi seputar ASI, hingga memonitor kesehatan...

Pendekatan Gender dalam Pembangunan

Integrasi gender dalam pembangunan mengalami enam periode perkembangan besar. Welfare Approach (Pendekatan Kesejahteraan) 1950-1970an Respon awal untuk menanggulangi kesenjangan, namun menggunakan pendekatan yang terlalu "Barat" sehingga tidak relevan dengan banyak negara. Walaupun kesetaraan hak dan asas non-diskriminatif diakui setelah adanya Piagam PBB (1945) dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (1948), sampai pada tahun 1960an, pemenuhan hak...