Deputi KG KemenPPPA Dorong Implementasi Kebijakan Pemerintah terhadap Perempuan Pekerja dalam Webinar PSPM
Aktualisasi pekerja perempuan dalam menghadapi tantangan kepemimpinan di masa depan menjadi isu penting yang perlu diperhatikan. Dalam beberapa dekade terakhir, perempuan telah mengalami kemajuan yang signifikan dalam mencapai posisi-posisi kepemimpinan di berbagai sektor. Namun, masih terdapat tantangan yang perlu diatasi untuk memastikan perempuan dapat sepenuhnya mengaktualisasikan potensi kepemimpinan mereka.
Terkait hal tersebut, kelompok Perempuan Sejati Perempuan Mandiri (PSPM) mengadakan webinar bertema Aktualisasi Pekerja Perempuan dalam Menghadapi Tantangan Kepemimpinan Masa Depan.
Pada acara yang berlangsung pada 10 Mei 2023 tersebut, Deputi Bidang Kesetaraan Gender, Lenny N Rosalin,SE,MSc,MFin, berkesempatan untuk menjadi pembicara. Dalam diskusi tersebut, Deputi KG menyampaikan presentasinya bertema “kebijakan pemerintah terhadap pekerja perempuan”.
Kebijakan pemerintah terhadap perempuan pekerja memainkan peran penting dalam mengatasi kesenjangan gender di dunia kerja. Kebijakan tersebut bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang adil, setara, dan inklusif bagi perempuan, sehingga mereka memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensi dan meraih keberhasilan dalam karier mereka. Salah satu aspek penting dari kebijakan ini adalah memastikan perlindungan terhadap hak-hak perempuan pekerja, termasuk hak atas upah yang setara, keamanan di tempat kerja, dan perlindungan terhadap diskriminasi berbasis gender.
Fasilitas di lingkungan kerja berbasis gender menjadi salah satu elemen penting dalam mendukung aktualisasi pekerja perempuan dalam menghadapi tantangan kepemimpinan di masa depan. Dalam menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, perlu adanya perhatian khusus terhadap kebutuhan dan perspektif perempuan.
Fasilitas berbasis gender dapat mencakup berbagai hal, seperti ruang menyusui yang nyaman dan privasi, serta kebijakan cuti yang fleksibel untuk mengakomodasi perawatan anak.
“Penyediaan fasilitas layak untuk mendukung perempuan kerja ya seperti ruang laktasi tadi ya TPA Baby Care dan sebagainya Itu dirasakan akan mendukung untuk bisa para wanita ini bisa berkarya dengan baik,” ungkap Lenny.
Dengan adanya fasilitas ini, perempuan akan merasa didukung dan dihargai dalam peran kepemimpinan mereka. Ruang menyusui yang nyaman akan membantu perempuan yang sedang menyusui anak untuk tetap fokus pada pekerjaan mereka tanpa mengorbankan kesejahteraan anak.
Pengajuan cuti yang fleksibel itu juga bisa menjadi pendukung bagi perempuan untuk berkarya dengan optimal. “Pengajuan cuti yang fleksibel itu juga diharapkan bisa menjadi pendukung bagi perempuan untuk berkarya,” tambah Lenny.
Fleksibilitas dalam pengaturan cuti memberikan perempuan kesempatan untuk menyesuaikan kebutuhan pribadi dan keluarga mereka dengan tuntutan pekerjaan. Hal ini memungkinkan perempuan untuk menjaga keseimbangan antara tanggung jawab profesional dan tanggung jawab keluarga, sehingga mereka dapat tetap berkarier tanpa harus mengorbankan kehidupan pribadi mereka.
Lenny juga menjelaskan bahwa pengajuan cuti yang fleksibel juga berpotensi memberikan manfaat jangka panjang bagi perusahaan. Dengan memberikan dukungan kepada perempuan untuk mengatur waktu mereka dengan lebih baik, perusahaan dapat mempertahankan dan memotivasi sumber daya manusia yang berbakat. Fleksibilitas cuti juga dapat meningkatkan kepuasan dan kesejahteraan perempuan pekerja, yang pada gilirannya berdampak positif pada produktivitas dan retensi karyawan.
Acara yang berlangsung secara hibrid tersebut dihadiri oleh 50 peserta luring 1000 peserta daring. Melalui kegiatan webinar ini, para peserta diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada perempuan bekerja bagaimana mengaktualisasi diri untuk mencapai kepuasan dalam bekerja agar dapat berjalan seiring dengan laki-laki dalam menghadapi tantangan masa depan yaitu kemampuan memecahkan masalah kompleks, berpikir kritis, kreatif, manajemen SDM, kemampuan berkoordinasi, kecerdasan emosional, penilaian dan membuat keputusan, orientasi pelayanan, negosiasi, dan fleksibilitas kognitif.
Leave a Reply