Jangan Biarkan Si Kecil Bermain Gadget Sendirian. Mengapa?
Oleh : Nefertite Fatriyanti
Saat ini kita tentu nggak asing lagi dengan “pemandangan” seorang anak bahkan batita sedang asyik bermain gadget: handphone maupun tab. Sebenarnya, bijakkah kita membiarkan si kecil asyik bermain gadget?
Coba deh cermati situasi di sekitar kita saat ini, betapa banyak anak yang membawa gadget – dalam hal ini handphone – pasti banyak, katakanlah anak usia Sekolah Dasar.
Dan inilah beberapa alasan sederhana orangtua yang memberikan handphone pada anaknya, antara lain:
- Mempermudah komunikasi orang tua dengan anak, tanpa dibatasi ruang dan waktu
- Orangtua bisa memantau keberadaan anak
- Handphone bisa menambah pengetahuan anak
- Handphone bisa menjadi teman bermain anak, sehingga anak bisa nyaman, anteng hanya dengan gadget di tangannya
- Orangtua bisa melakukan aktivitasnya tanpa diganggu rengekan anak
Ketika semakin banyak anak yang bermain handphone, maka pertanyaanya adalah, apakah anak itu tahu apa yang sedang dimainkannya? Apakah orangtua / orang dewasa di sekitarnya cukup memiliki pengetahuan tentang dampak handphone pada anak?
Dampak positif menggunakan gadget tentu saja banyak, di antaranya menambah ilmu, menambah wawasan anak tentang perkembangan teknologi, khususnya teknologi komunikasi dan informasi.
Dengan begitu si kecil akan semakin terpacu untuk belajar keras, menciptakan temuan-temuan baru, terasah kreativitasnya. Anak juga bisa terasah kemampuan matematisnya, meningkatkan komunikasi, ketrampilan visual dan juga ketrampilan mengetik.
Namun, penggunaan gadget pada anak juga menimbulkan beberapa dampak negatif, antara lain:
1. Radiasi
Anak-anak tentunya tidak bisa mengatur waktunya sendiri kapan dan berapa jam dalam sehari bermain Hal ini menyebabkan adanya paparan radiasi yang tidak terkontrol, dan anak-anak sangat rentan terhadap radiasi yang membahayakan kesehatan matanya, terutama.
2. Lupa Waktu
Lupa waktu, membuat si kecil akan kurang bisa mengendalikan dirinya, kapan harus bermain gadget dan kapan harus berhenti. Layar audio visual memang menyebabkan anak untuk lupa makan, lupa mandi, bahkan bisa jadi lupa belajar.
3. Asosial
AsosialIntesitas tinggi bermain gadget membuat anak kurang berminat pada permainan bersama kawan. Kepekaan sosialnya berpotensi terkikis, apabila anak sudah mulai menyukai asyik sendirian, dan tidak mau diganggu
4. Gangguan emosional
Beberapa kasus menunjukkan anak yang mudah marah, bahkan marah tanpa sebab dengan tingkat kemarahan yang tinggi, setelah diteliti ternyata disebabkan seringnya bermain games.
5. Tidak mempunyai minat baca dan minat menulis
Melalui gadget, dengan audio visualnya akan membuat sel otak anak menjadi pasif, karena semua sudah disuguhkan di depan indera secara lengkap. Imajinasi tidak terpancing, penalaran juga tidak berjalan.
6. Kecanduan
Jika seorang anak sudah memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap gadget, yaitu harus selalu ada gadget di tangannya, itu menunjukkan si kecil sudah kecanduan, sudah sulit untuk dikendalikan. Pada titik ini terkadang orangtua akan meyerah kepada kemauan si kecil, daripada susah payah mendiamkan kerewelan anak.
Ayo, Dampingi Si Kecil!
Banyak cara yang bisa kita lakukan sebagai orangtua dalam mendampingi si kecil bermain gadget. Di antaranya adalah:
1. Keteladanan
Seorang anak cenderung lebih percaya pada segala sesuatu yang dilihat daripada yang didengarnya. Nah, cara kita sebagai orangtua menjalankan gaya hidup disiplin, cara mengatur waktu, cara memilah dan memilih aktivitas, akan ditiru oleh anak, lho! Termasuk cara kita memperlakukan gadget sesuai kebutuhan.
Interaksi yang intensif dengan anak, akan membuat si kecil merasa terpenuhi kebutuhan kasih sayang dari orangtuanya. Anak tidak akan mencari lagi perhatian di luar orangtuanya, termasuk gadget. Sehingga si kecil akan memahami bahwa dalam hidup itu ada aturan dan etikanya, karena kita hidup bersama di tengah orang banyak.
2. Pertimbangan usia
Sesuaikan usia anak dengan kebutuhan, jika belum waktunya diberi gadget, tidak perlu diberi fasilitas gadget. Meskipun banyak anak dibekali gadget oleh orangtuanya, bukan berarti setiap anak memiliki kebutuhan yang sama akan gadget.
3. Jangan serahkan pengasuhan anak pada gadget
Ketika si kecil bermain gadget, tetap harus didampingi, jangan jadikan gadget sebagai pengasuh anak. Dampingi, dan pilihkan fitur yang tepat untuk anak sesuai Jika terpaksa sekali, isi gadget hanya dengan fitur-fitur positif untuk pengembangan kemampuan akal si kecil.
4. Meluaskan ruang pergaulan
Sampaikan pada anak sesuai dengan usia, bahwa interaksi sesama manusia juga tidak kalah penting dibandingkan dengan main gadget. Biarkan anak bersosialisasi dengan teman sebayanya.
5. Libatkan seluruh keluarga
Kita sebagai orangtua sebaiknya me-manage seluruh anggota keluarga untuk saling asah, asih dan asuh. Suasana seperti itu akan memberikan kehangatan, sehingga anak bisa mengurangi ketergantungannya pada gadget.
Atur bersama
Kita sebagai orangtua mendampingi anak untuk bersama-sama membuat aturan tentang penggunaan gadget. Dan aturan tersebut wajib ditaati seluruh anggota keluarga. Tanamkan pada si kecil bahwa segala sesuatu memang harus ada batas-batas yang bisa diterima akal sehat. Maka, anak akan terbiasa menggunakan gadget dengan tidak berlebihan.
Leave a Reply