Membentuk Karakter Anak Lewat Kasih Sayang
Hermini Yuliawati
Anak adalah seumpama kertas kosong yang putih bersih, dan dia akan menyerap semua warna yang anda, sebagai orangtua berikan. Pembentukan karakter sejak dini sangat penting untuk tumbuh kembang anak, karena di tangan merekalah masa depan dunia dan peradaban akan berlangsung. Karakter dan masa depan anak tergantung bagaimana cara anak itu dibesakan dan seberapa besar kasih sayang yang ia dapat dari orangtuanya. Semakin besar curahan kasih sayang yang dia dapat semakin kuat karakter positif yang terbentuk.
Kasih sayang adalah faktor utama dalam pembentukan karakter anak. Hindari kebiasaan memaksakan kehendak baik untuk menjadi yang terpandai di kelas atau menjadi unggulan dalam bidang lainnya. Tetapi dukunglah dan besarkan anak dengan ikatan kasih sayang tanpa syarat. Karena ikatan kuat seperti inilah yang pada akhirnya akan membantu mereka untuk mempersiapkan diri menjadi pribadi tangguh dan mandiri.
1. Bantu anak agar memiliki mental yang kuat.
Tidak ada hal yang lebih berharga selain kasih sayang orangtuanya bagi seorang anak, terlebih saat ia dalam masa pertumbuhan. Kasih sayang dan dukungan akan membuatnya percaya diri dalam menghadapi tantangan kehidupan di masa depannya.
Tunjukanlah kasih sayang itu dalam kata-kata dan perhatian. Rasa peduli sekecil apapun itu dampaknya sangat besar bagi tumbuh kembang jiwa anak hingga ia merasa nyaman untuk menjadi diri sendiri.
Dan sebaliknya, tekanan dan makian dari orangtua sangat buruk akibatnya dan membuat anak merasa tidak nyaman dalam lingkungannya.
2. Bantu anak agar lebih sehat.
Merawat dan membesarkan anak memang gampang-gampang susah. Dan semua orang tua akan mengalami tahapannya.
Akan ada masa di mana anak akan susah makan. Padahal pola makan yang sehat dan baik dapat mencegah anak mudah terserang penyakit dan bisa tumbuh lebih sehat. Di sinilah para orangtua dituntut untuk lebih sabar dan kreatif dalam memenuhi asupan gizi seimbang yang dibutuhkannya. Mengatakannya memang lebih mudah daripada melakukannya, karena masa ‘susah makan’ pada anak kecil bisa berlangsung lama. Kasih sayang dan perhatian yang tulus dari orangtua sangat diperlukan. Meski sangat melelahkan karena khawatir gizinya tak terpenuhi, namun hindari untuk memaksa dan memarahi si anak.
3. Hindari mengatakan jangan atau tidak boleh tanpa penjelasan.
Ini adalah kebiasaan orangtua yang sangat sering dilakukan, melarang anak dengan kata-kata jangan dan tidak boleh tanpa penjelasan. Padahal rasa ingin tahu anak sangat besar. Dengan mengatakan jangan dan tidak boleh tanpa penjelasan hanya akan membuat anak tambah penasaran. Cobalah memberi penjelasan yang singkat dan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak.
Hindari untuk menakit-nakutinya.
4. Bantu anak untuk meningkatkan perkembangan otak dan daya ingatnya.
Anak yang dibesarkan dengan kasih sayang sejak dini cenderung memiliki perkembangan otak lebih baik. Penelitian mengatakan bahwa anak yang memiliki ibu yang perhatian dan peduli, mempunyai daya ingat dan kemampuan belajar serta dapat menanggapi stress dengan baik.
Betapa pentingnya perhatian dan rasa peduli untuk tumbuh kembang anak itu bukan?
5. Ajari berbagi dan berempati.
Anak kecil cenderung egois, dia merasa segala sesuatu adalah miliknya. Namun dengan menerapkan pola berbagi dan berempati sejak dini dapat melatih anak untuk dapat memiliki rasa peduli yang baik.Merayakan ulang tahun anak bersama orang-orang yang kurang mampu, berbagi mainan dengan temanya merupakan salah satu upaya membentuk karakter anak yang positif.
6. Perkenalkan anak dengan pebedaan.
Ajaklah anak untuk bersosialisasi sejak dini, hingga ia terbiasa dengan orang-orang di sekitarnya. Perkenalkan dia dengan berbagai perbedaan untuk menumbuhkan jiwa empatinya bukan untuk membedakan. Jangan pernah meracuni anak dengan rasa takut pada saudara dan membenci perbedaan.
7. Bantu anak untuk tidak takut dan lebih percaya diri.
Orangtua yang membesarkan anak dengan kasih sayang, tidak akan menuntut balasan. Ia akan membiarkan anak-anaknya bereksperimen dan menemukan jawaban dari apa yang dia cari. Namun bukan berarti kita sebagai orangtua lepas tangan. Bantulah setiap eksperimen si anak dengan dialog. Buka dan beri kesempatan anak untuk mengemukakan pendapatnya. Coba dengarkan dengan seksama, hindari menertawakan, mendebat dan mencela pendapatnya. Tetapi ajaklah anak berdiskusi dalam memberi pandangan baru. Karena dari diskusi inilah anak bisa membanga rasa percaya diri dan dapat lebih berani untuk mengemukakan pendapatnya.
Lain lagi hasilnya bila kita sebagai orangtua terlalu otoriter dan selalu mengarahkan anak untuk melakukan perintah. Akhirnya anak akan menjadi pembeo dan tidak punya keberanian untuk mengemukakan pendapat.
Leave a Reply