Rapat Koordinasi dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Pelatihan bagi SDM Pendamping Pemberdayaan Perempuan Bidang Sosial Budaya
Sahabat Setara, Jakarta – Pada tahun 2021-2022, Deputi Bidang Kesetaraan Gender c.q Asisten Deputi PUG Bidang Sosial Budaya telah berkolaborasi dengan organisasi keagamaan dan lembaga masyarakat yaitu Fatayat NU, Gereja Protestan Indonesia (GPI), PP Aisyiyah, Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) dan Srikandi Sungai Indonesia (SSI) untuk melakukan pelatihan SDM Pendamping Program Pemberdayaan Perempuan Bidang Sosial dan Budaya. Melalui pelatihan ini diharapkan SDM yang dilatih dapat menjadi fasilitator yang mampu menjadi penggerak di lingkungannya dalam berbagai isu pembangunan, antara lain kesehatan, lingkungan dan pendidikan, melalui Suara dan Aksi Perempuan Pelopor (SIAP) yaitu SIAP Sehat (isu kesehatan), SIAP Lestari (isu lingkungan), dan SIAP Pintar (isu pendidikan).
Kegiatan Pelatihan SDM Pendamping Program Pemberdayaan Perempuan Bidang Sosial dan Budaya akan dilakukan secara berkesinambungan pada tahun 2023 dengan melihat sejauh mana pelaksanaan, tantangan dan juga hambatan yang dialami oleh para fasilitator di tahun-tahun sebelumnya. Sehubungan dengan hal tersebut dipandang perlu untuk Dilakukan Rapat Koordinasi Dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan SDM Pendamping Bidang Sosial dan Budaya TA 2021 dan 2022.
Kegiatan tersebut akan dilakukan secara hybrid dengan menghadirkan organisasi keagamaan dan lembaga masyarakat yang telah berkolaborasi pada tahun 2021-2022 yaitu Fatayat NU, GPI, PP Aisyiyah, WKRI, dan SSI. Kegiatan ini juga mengundang para pakar gender bidang perubahan Iklim, kesehatan dan pendidikan yang dilaksanakan di Hotel Harris Vertu, Jakarta pada tangga; 6-7 Maret 2023.
Ibu Eko Novi Ariayanti R.D, selaku Asisten Deputi PUG Bidang Sosial Budaya menyampaikan dalam sambutan pembukanya, “Tujuan dari rapat koordinasi ini yaitu untuk mengidentifikasi output dan outcome dari kegiatan yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya, serta dapat menindaklanjuti dengan identifikasi materi KIE serta menguatkan jejaring dalam isu gender di bidang sosial dan budaya.”
Hasil yang diharapkan dari acara ini adalah 1. Teridentifikasinya output dan outcome dari kegiatan yang telah dilakukan pada tahun 2021- 2022; 2. Teridentifikasinya rekomendasi penyempurnaan materi pelatihan SDM Pendamping Bidang Sosial dan Budaya dalam isu Kesehatan, Lingkungan dan Pendidikan yang berperspektif gender yang akan digunakan sebagai materi pelatihan; dan 3. Terbentuknya jejaring antar lembaga masyarakat dan organisasi keagamaan.
“Aisiyah sudah membuat terkait materi Siap Sehat (stunting dan gerakan aisiyah sehat) dan Siap Literasi. Pasca pelatihan SDM Pendamping, PP Aisyiyah memberikan target pada fasilitator dengan memberikan edukasi pada kelompok- kelompok kecil. Kita mencoba melakukan kunjungan monev. Kita memberikan materi terhadap sisi organisasi, dan pada monev kedua yang kita sasar adalah pengarusutamaan gender dan isu stunting.” Ucap Ibu Diah dari PP Aisiyah, yang pada tahun 2022 telah melakukan pelatihan SDM Pendamping di Kabupaten Solok, Sumatera Barat.
Selain itu Ibu Meilany Risamasu dari Gereja Protestan Indonesia (GPI) menyampaikan bahwa kerja sama GPI dan KemenPPPA dalam pelatihan kesetaraan gender yang telah dilaksanakan selama 2 minggu berturut-turut secara online. Kegiatan tersebut dilakukan di wilayah barat, tengah, timur. Pelatihan ini dilakukan untuk memberikan pemahaman mengenai kesetaraan gender pada lingkup gereja. Pada pelatihan yang pertama, di tahun 2022, peserta yang hadir kebanyakan adalah pendeta, sehingga pelatihan ini dibuat dengan pemahaman Alkitab dan pengetahuan dari gereja.
Selain menyasar mengenai isu kesehatan terkait stunting dan kesehatan reproduksi, kegiatan SDM Pendamping Bidang Sosial Budaya juga pernah bekerjasama dengan Srikandi Sungai Indonesia (SSI) untuk melakukan pelatihan terkait kelestarian lingkungan, dengan program eco print dan eco brick. Pelatihan ini telah dilaksanakan pada tahuan 2022 di Yogyakarta, dengan jumlah peserta yang mengikuti pelatihan sebanyak 25 orang SDM Pendamping.
“Sebagai tindaklanjut kegiatan antara SSI bersama KemenPPPA pada tahun 2022, maka SSI merencanakan untuk mengadakan kegiatan women and environment pada April-Juni 2023, diawali dengan launching, workshop, seminar, dan ditutup kegiatan di Tasikmalaya. Pada Bulan September akan dilakukan pelatihan terkait eco-enzim dan UMKM, hal ini ditujukan agar selain fokus lingkungan ibu-ibu bisa juga berdaya secara ekonomi untuk keluarganya.
Penyusunan modul ajar untuk pelatihan SDM Pendamping melalui Suara dan Aksi Perempuan Pelopor (SIAP) yaitu SIAP Sehat (isu kesehatan), SIAP Lestari (isu lingkungan), dan SIAP Pintar (isu pendidikan) akan melibatkan para lembaga masyarakat yang pernah bekerjasama dengan KemenPPPA. Dengan demikian akan tercipta modul ajar yang memang implementatif dan akan mudah dipahami oleh masyarakat.
Pakar gender bidang Kesehatan, Ibu Nanda Dwinta Sari dari Yayasan Kesehatan Perempuan (YKP) menyampaikan bahwa terdapat kesalahan pemahaman dari orang-orang terkait pembelajaran isu kesehatan reproduksi, padahal kesehatan reproduksi tidak berbicara terkait seks saja melainkan bisa dihubungkan dengan risiko indikasi medis dan bahaya perkawinan anak. Selain itu, isu sensitif terkait sunat perempuan juga masih sangat kontroversial pada masyarakat kita. Pendekatan yang digunakan juga tidak sama dengan isu lainnya yang mungkin tidak begitu sensitif.
Ibu Dian Kartika pakar gender dan perhutanan sosial menjelaskan mengenai hubungan perhutanan sosial dan isu gender dengan SIAP Lestari yang selama ini terjadi dan belum banyak disentuh oleh pemerintah, “Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial untuk mengatasi kerusakan hutan dan tanah yang terlantar. Ini bisa menjadi potensi bagi perempuan karena banyak perempuan yang tidak memiliki akses terhadap kepemilikan tanah. Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial dimasukkan ke dalam pembangunan lingkungan yang berkualitas. Persoalan lingkungan berkaitan erat dengan kesehatan dan nantinya bisa berhubungan juga dengan kekerasan. Saat ini kelompok perempuan yang bisa mengakses perhutanan sosial hanya ada di Bengkulu, satu-satunya di Indonesia. Gerakan perempuan untuk dapat mengakses tanah ini dapat mengurangi kemiskinan khususnya perempuan.”
Menanggapi mengenai SIAP Pintar, Aisiyah menyampaikan bahwa mereka memiliki banyak sekolah di bawah organisasi Aisiyah, yaitu Majelis Dikdasmen yang membawahi sekolah dari PAUD hingga SMA dan Majelis Pendidikan Tinggi. Aisiyah merupakan satu-satunya Lembaga Perempuan yang memiliki perguruan tinggi. Selain itu, sekolah non-formal yang dimiliki Aisiyah adalah sekolah keperawatan dan sekolah wirausaha. Melihat pergerakan Aisiyah selama ini yang memang banyak berkecimpung dalam dunia pendidikan dirasa akan sangat bermanfaat dalam memberikan masukan untuk modul SIAP Pintar agar dapat dikembang dan menciptakan champion-champion dalam bidang pendidikan. (GSR)
Leave a Reply